Pandemi COVID-19 merupakan hal yang tidak dapat kita duga keberadaannya. Pasalnya, pandemi ini memberikan dampak yang sangat signifikan bagi seluruh masyarakat dunia. Di Indonesia, angka penyebaran COVID-19 saat ini kerap mengalami peningkatan.

Salah satu gejala serius yang muncul pada pasien yang terserang virus corona ini yaitu terjadinya kesulitan bernapas atau sesak. Jika hal ini sudah terjadi, maka pasien harus segera di bawa ke rumah sakit untuk diberikan perawatan lebih lanjut.

Sesak napas muncul ketika seseorang tidak menerima udara yang cukup pada paru-paru yang akan menimbulkan rasa sakit ketika menarik napas dan menimbulkan masalah pernapasan. Oleh karena itu, penting bagi pasien COVID-19 untuk rutin memantau kadar saturasi oksigen setiap waktu.

Saat ini, World Health Organization telah mengeluarkan himbauan bagi para pasien COVID-19 untuk memiliki oximeter di rumah. Seseorang yang positif COVID-19 umumnya memiliki kadar oksigen yang rendah dalam darah mereka dan terkadang hal ini terjadi tanpa memunculkan gejala. Sementara, kadar oksigen yang rendah ini berarti mereka harus segera mendapatkan perawatan medis.

Jadi, apa itu oximeter? Dan bagaimana cara membaca oximeter? Simak ulasan lengkapnya di sini.

Apa Itu Oximeter?

Oximeter merupakan sebuah alat medis yang digunakan untuk mengukur kadar oksigen dalam darah. Alat ini penting untuk dimiliki pasien COVID-19 karena umumnya kadar oksigen yang rendah tidak memunculkan gejala apapun.

Padahal, kadar oksigen yang rendah pada pasien COVID-19 cukup berbahaya dan akan fatal jika tidak segera ditangani. Maka dari itu, lakukanlah cek kadar oksigen rutin menggunakan oximeter, terutama jika kamu sedang menjalankan isolasi mandiri.

Selain untuk COVID-19, kamu juga bisa menggunakan oximeter untuk mendeteksi kadar oksigen dalam darah ketika kamu mengalami penyakit lainnya seperti asma, pneumonia, asfiksia, dan beberapa penyakit lainnya.

Bagaimana Cara Menggunakan Oximeter?

Oximeter yang dijual saat di pasaran ini tersedia dengan bentuk klip yang untuk menggunakannya yaitu kamu menjepitkan jari kamu di antara oximeter ini. Setelah berhasil terpasang dan sensor yang ada pada oximeter ini telah mendeteksi jari kamu, maka oximeter akan otomatis bekerja dan menghitung kadar oksigen yang ada pada darah kamu. Hasil perhitungan kadar oksigen pada darah  ini akan muncul pada layar kecil atau monitor yang ada oximeter tersebut.

Seperti yang telah disebutkan, oximeter akan bekerja ketika kamu menjepitkan jari kamu di antara oximeter. Untuk menghindari kegagalan penggunaan oximeter, kamu dapat menerapkan tips-tips berikut, yaitu:

  • Jangan lupa untuk cuci tangan sebelum dan sesudah kamu menggunakan oximeter.
  • Pastikan kuku kamu dalam kondisi yang bersih. Hindari penggunaan cat kuku ataupun kuku palsu.
  • Jika jari tangan kamu terasa dingin, hangatkanlah terlebih dahulu.
  • Setelah tangan sudah bersih, nyalakan oximeter lalu jepit jari kamu (boleh jari telunjuk, jari tengah, atau ibu jari)  ke dalam oximeter.
  • Jika oximeter sudah terpasang dengan baik, kamu tinggal menunggu selama beberapa detik dan oximeter akan menghitung secara otomatis kadar oksigen kamu.

Pada monitor oximeter, akan muncul dua angka yang tentunya memiliki arti yang berbeda. Angka dengan tanda %SpO2 menunjukkan saturasi oksigen dalam darah. Sedangkan angka yang bertanda HR (heart rate) ini akan menunjukkan jumlah detak jantung atau denyut nadi kamu.

Kadar oksigen normal oximeter ini jika saturasi oksigen berada pada angka 95% ke atas. Jika angka menunjukkan 92% atau kurang, ini menandakan bahwa kamu kekurangan oksigen (hipoksemia). Jika angka dibawah 92% ini muncul ketika kamu sedang terserang COVID-19, segera hubungi dokter atau datangi rumah sakit untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.

Apakah Penting Memiliki Oximeter Saat Isolasi Mandiri?

Pengecekan kadar saturasi oksigen dalam darah yang paling mudah dan dapat dilakukan sendiri di rumah adalah dengan menggunakan oximeter. Hal inilah yang menjadi salah satu alasan mengapa WHO menghimbau pasien yang menjalani isolasi mandiri untuk memiliki oximeter di rumah.

Selain itu, pasien COVID-19 memiliki kemungkinan untuk mengalami kondisi dimana saturasi oksigen dalam darah menurun tanpa disertai gejala. Hal ini biasa disebut dengan happy hypoxia.

Penurunan kadar oksigen yang tidak diberikan penanganan ini dapat menyebabkan kerusakan organ tubuh dan jaringan, atau yang lebih parah dapat menimbulkan komplikasi fatal seperti gagal napas atau kematian mendadak.

Pengecekan kadar oksigen secara rutin penting dilakukan pasien COVID-19 agar memastikan tubuh telah menerima asupan oksigen yang cukup. Maka dari itu, jika kamu menjalani isolasi mandiri, segeralah beli oximeter untuk di rumah agar kamu bisa melakukan pengecekan rutin.

Itulah penjelasan lengkap mengenai apa itu oximeter, bagaimana cara menggunakannya, serta bagaimana cara membacanya. Jika kamu terserang COVID-19 dan sedang melakukan isolasi mandiri, pastikan kamu menyediakan oximeter di rumah untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan. Semoga artikel ini membantu!

Tracking Inilah Alasan Kenapa Kamu Harus Punya Oximeter di Rumah
Bagikan
suka artikel ini :