Belajar dari COVID-19: kebiasaan baik yang harus tetap dipertahankan

Saat ini, kasus COVID-19 di Indonesia kembali naik, dengan pasien disinyalir dominan terinfeksi oleh varian BA.4 dan BA.5, kita harus tetap waspada. Infografis menarik dari Generali Indonesia ini membahas mengenai kebiasaan-kebiasaan baik yang harus tetap dijalankan meski pandemi otw menuju usai.

Pandemi Coronavirus COVID-19 membawa banyak perubahan – baik maupun buruk, semuanya menjadi pelajaran hidup bagi kita semua agar dapat lebih bijak menyikapi apapun yang terjadi.

Ketika pandemi yang tak disangka-sangka ini mengguncang bumi, seluruh umat manusia mengalami hal-hal baru yang sebelumnya tak pernah terpikirkan akan terjadi di dunia modern masa kini. Mulai dari pembatasan sosial / kewajiban untuk lockdown, berbagai protokol kesehatan seperti memakai minimal satu lapis masker bedah (dua lapis bahkan dianjurkan), rajin mencuci tangan, hingga berbagai syarat perjalanan domestik maupun internasional yang mengharuskan tes PCR atau antigen.

Ada ajaran yang mengatakan bahwa orang harus melakukan sebuah kebiasaan sebanyak minimal 21 hari secara konsisten hingga kebiasaan tersebut tertanam sebagai bentuk kedisiplinan. Nah, pada kasus COVID-19, tak hanya 21 hari saja kita diwajibkan taat protokol, tapi lebih dari 2 tahun! Berbagai aspek kehidupan pun lantas berubah – mungkin sementara, tapi juga mungkin untuk selamanya.

Mulai dari cara pandang terhadap masalah kesehatan baik secara fisik maupun dari segi mental, gaya bekerja orang yang kini bisa dimudahkan dari mana saja secara virtual tanpa tatap muka, sampai dengan tren baru liburan domestik jelajah negeri sendiri, infografis ini merangkum berbagai hal dan kebiasaan baik yang dibangun lewat “Era New Normal” – kebiasaan baik ini pantas dipertahankan, meski pandemi sudah lewat.

Belajar dari COVID-19: kebiasaan baik yang harus tetap jalan

Belajar dari COVID-19: Kebiasaan baik yang tetap harus dipertahankan

 

Kesehatan dan Kebersihan

91,6 persen orang Indonesia termotivasi oleh KESADARAN PRIBADI dalam menerapkan protokol kesehatan.

Termasuk di dalamnya:

Menggunakan masker untuk menghindari penyebaran virus dan penyakit

84,5 persen orang Indonesia masih menggunakan masker secara disiplin saat beraktivitas di luar rumah atau menggunakan transportasi publik.

Disiplin menjaga jarak minimal dengan orang lain

71,1 persen orang Indonesia masih konsisten menjaga jarak minimal dengan orang lain saat sedang berada di tempat umum.

Rajin mencuci tangan secara teratur setiap harinya

77,7 persen orang Indonesia juga masih terus menerapkan kebiasaan baik yaitu mencuci tangan secara teratur setiap harinya untuk meminimalisir kuman.

Semua informasi bersumber dari: Badan Pusat Statistik Nasional Indonesia, Perilaku Masyarakat Pada Masa Pandemi Covid-19: Hasil Survei Perilaku Masyarakat Pada Masa Pandemi Covid-19

 

Keseimbangan Waktu Bekerja dan Waktu untuk Keluarga

Bekerja secara jarak jauh / online atau hybrid / gabungan WFH dan WFO

Hanya 36% dari orang Indonesia yang keluar rumah lebih dari 2 kali seminggu, menandakan bahwa meski pandemi hampir usai, mayoritas pekerja kantoran masih bisa tetap WFA / WFH ataupun bekerja secara hybrid / gabungan WFA-WFH dengan WFO.

Gaya bekerja yang membebaskan karyawan untuk menyelesaikan tugas dari mana saja, membantu turunkan total waktu yang dibutuhkan untuk berkomuter. Sekaligus juga memungkinkan karyawan untuk mengatur jadwal dengan lebih baik untuk pembagian waktu kantor, pekerjaan rumah, mengurus anak dan tetap punya me-time.**

Konsisten menekuni hobi dan aktivitas baru

Sebuah riset telah membuktikan bahwa konsisten menekuni dan menambah waktu menjalani hobi serta aktivitas baru yang membuat kita happy, sangat membantu sebagai booster imun tubuh saat pandemi COVID-19.**

Semua informasi bersumber dari: *Owl Labs **Frontiers in Psychology

 

Kehidupan di Rumah dan Keluarga

Berkomunikasi, Menghabiskan Waktu dan Berolahraga Bersama Keluarga

Riset membuktikan, selama dan sesudah pandemi, 94,3 persen orang Indonesia berkomunikasi dengan keluarga untuk mengembalikan semangat hidup, dan 54,8 persen menyatakan bahwa mengunjungi keluarga membuat mereka merasa bahagia.*

Sedangkan berolahraga disetujui oleh 81,8 persen orang Indonesia sebagai penyemangat sehari-hari, dan 34,8 persen menyatakan rekreasi adalah kegiatan yang membuat mereka happy.*

Menghabiskan waktu bersama keluarga dan teman-teman terdekat sekaligus olahraga, ternyata merupakan cara baik untuk meningkatkan kebahagiaan dalam hidup.

Membimbing anak sekolah daring

Sekolah daring merupakan tantangan tersendiri karena ternyata, hampir 100 persen orangtua di Indonesia BELUM pernah punya pengalaman mendampingi anak dalam kegiatan belajar-mengajar secara online.

2 tahun setelah pandemi berlangsung, orangtua Indonesia kini menambah satu skill baru dalam daftar kemampuan mereka: mewakili guru dalam kegiatan sekolah online.

Semua informasi bersumber dari: Badan Pusat Statistik Nasional Indonesia, Perilaku Masyarakat Pada Masa Pandemi Covid-19: Hasil Survei Perilaku Masyarakat Pada Masa Pandemi Covid-19

 

Tren Baru Jalan-jalan, Wisata dan Traveling

Tren Naik Sepeda dan Jalan Kaki serta Olahraga Lari makin meningkat saat pandemi

Ternyata, selama pandemi, pertumbuhan jumlah penikmat olahraga gowes alias bersepeda naik sebanyak 1000 persen di Indonesia*, lho! Wah, luar biasa, ya?

Sedangkan peminat olahraga lari dan jalan kaki ternyata adalah sebesar 64 persen dari orang Indonesia yang disurvei oleh Decathlon dan YouGov.**

Jalan-jalan di Dalam Negeri dan Tujuan Dekat-dekat Saja!

Ternyata, berdasarkan survei Badan Pusat Statistik pula, 48,5 persen atau hampir setengah dari warga Indonesia tidak banyak bepergian ke luar negeri, melainkan hanya pergi liburan ke tempat yang dekat-dekat saja di dalam negeri.***

Sumber Informasi: *Tempo Otomotif, **Detik Health, ***Badan Pusat Statistik Nasional Indonesia, Perilaku Masyarakat Pada Masa Pandemi Covid-19: Hasil Survei Perilaku Masyarakat Pada Masa Pandemi Covid-19

 

Orang Indonesia yang pintar, pasti pilih BeSMART: solusi lengkap proteksi tanpa kompromi

BeSMART adalah produk asuransi tradisional yang memberikan perlindungan berupa Uang Pertanggungan apabila Tertanggung meninggal dunia hingga usia 100 tahun. BeSMART punya beberapa keunggulan. Mulai dari Pengembalian Premi apabila Tertanggung hidup sampai berusia 81 hingga 90 tahun, beragam manfaat tambahan yang dapat dipilih sesuai kebutuhan, seperti pilihan untuk berobat di Rumah Sakit di seluruh dunia, hingga perlindungan penyakit kritis. Pilihan proteksi terjamin dan pasti dengan Pilihan Masa Pembayaran Premi yang fleksibel, memungkinkan kita semua untuk #MajuTanpaRagu.

Yuk, cek di sini untuk informasi lebih lanjut tentang perlindungan tanpa kompromi dari BeSMART yang siap bikin kamu #MajuTanpaRagu!

Tracking Belajar dari COVID-19: kebiasaan baik yang harus tetap jalan
Bagikan
suka artikel ini :