Selain sistem kerja dari kantor dan dari mana saja, ada juga yang namanya kerja dengan sistem hibrida atau hybrid. Sesuai namanya, kamu mungkin bisa mengetahui kalau sistem kerja hibrida ini merupakan gabungan dari sistem kerja remote atau di mana saja dengan sistem kerja di kantor. Nah, lingkungan kerja seperti inilah yang disebut dengan lingkungan kerja hibrida atau hybrid work

Masing-masing lingkungan kerja tentu memiliki tantangan dan keuntungannya masing-masing, tidak terkecuali lingkungan kerja hibrida ini. Bagaimana pun juga, kamu harus bisa beradaptasi dengan 2 bentuk lingkungan kerja sekaligus. Lantas, apa saja sih tantangan dan keuntungan dari lingkungan kerja hibrida ini? Yuk simak ulasannya di bawah ini. 

  1. Tantangan dalam Membangun Komunikasi 

Salah satu tantangan utama pada lingkungan kerja hibrida adalah membangun komunikasi yang efektif. Bagaimana pun juga, pengaplikasian kerja dengan sistem hibrida secara tidak langsung akan mengotak-ngotakkan karyawan atau pekerja, di mana sebagian lebih memilih untuk bekerja langsung di kantor, sedangkan sebagian lagi lebih memilih untuk bekerja dari mana saja. 

Jika tantangan dalam membangun komunikasi ini tidak bisa dihadapi dengan cara yang tepat atau gagal dihadapi, tentu saja akan membuat workflow atau alur kerja menjadi melambat atau bahkan tidak mencapai tujuan kerja yang diinginkan. Maka dari itu, sangat penting bagi atasan sekaligus bawahan untuk membangun komunikasi kerja yang efektif bersama-sama. 

Hadirnya tantangan ini sendiri bakal membuat perusahaan berusaha mencari solusi berupa sarana atau media yang bisa tetap menghubungkan para pekerjanya, meskipun lingkungan kerjanya hibrida. Selain itu, usaha untuk mempererat komunikasi di luar hubungan kerja juga bakal dilakukan, agar para pekerja bisa merasa bahwa dirinya merupakan bagian dari perusahaan tersebut. 

Baca Juga : Cara interaksi masa kini: komunikasi digital

  1. Tantangan Mewujudkan Work-Life Balance  

Tantangan selanjutnya dalam mewujudkan era kerja hibrida ini adalah mewujudkan work-life balance atau keseimbangan antara produktivitas dan kesejahteraan karyawan. Pada kondisi normal saja work-life balance termasuk sulit untuk diwujudkan, apalagi dengan kerja hibrida ini. Namun, tentu saja tidak ada yang mustahil untuk dilakukan jika memang bertekad untuk melakukannya.  

Meskipun terbilang lebih fleksibel karena membuat karyawan bisa mengatur sendiri jam kerjanya, namun lingkungan kerja hibrida juga bisa memicu ketidakseimbangan antara karier dan kehidupan pribadi, disebabkan karena kurang efektifnya pengelolaan jadwal kerja. Jadi, bukannya malah menguntungkan, namun malah memberi dampak yang buruk bagi kehidupan pribadi. 

Dalam menghadapi tantangan ini, para karyawan sebaiknya memang harus belajar bagaimana cara untuk mengelola jadwal kerja yang tepat. Jadinya, meskipun mereka harus bekerja di kantor atau dari mana saja, work-life balance akan tetap terjaga. Selain itu, kantor bisa menyediakan jasa konseling, untuk memungkinkan para karyawannya berkonsultasi sehingga burnout bisa dihindari.   

  1. Tantangan dalam Membangun Kolaborasi 

Bertemu langsung saja sulit untuk mewujudkan kolaborasi, apalagi jika sistem kerjanya tidak memungkinkan untuk bertemu rutin. Anggapan seperti itu mungkin kerap kali kamu dengar dari orang yang menjalankan sistem kerja hibrida atau mungkin kamu sendiri mengalaminya. Hal ini menandakan kalau kolaborasi memang menjadi tantangan tersendiri di sistem kerja hibrida.

Kolaborasi merupakan kunci untuk bisa mencapai kesuksesan dan hasil kerja yang berkualitas, makanya para atasan di perusahaan harus mencari cara untuk memungkinkan terjadinya kolaborasi yang efektif antara para karyawannya, meskipun harus dilakukan dari tempat yang berbeda-beda. 

Hadirnya tantangan ini bisa membuat perusahaan belajar untuk menerapkan kolaborasi asinkronus, di mana masing-masing karyawan bisa berkontribusi secara individu pada sebuah proyek bersama pada waktu dan lokasi yang berbeda. Perusahaan bisa memanfaatkan teknologi, guna mensukseskan kolaborasi kerja karyawan tanpa harus selalu berada di lokasi yang sama.  

  1. Tantangan terkait Teknologi 

Dalam menjalankan sistem kerja hibrida, juga akan dialami tantangan terkait teknologi. Misalnya saja, pekerja yang belum begitu paham menggunakan teknologi untuk bekerja dari jarak jauh sehingga membuat produktivitasnya menurun, hingga adanya ancaman pencurian data karena pekerjaan yang dilakukan berbasis teknologi.  

Untuk bisa mengatasi tantangan ini, tentu saja perusahaan harus meminimalkan gangguan dan menjaga menjaga keamanan data, dengan mempekerjakan pekerja yang ahli di bidang tersebut. Khusus untuk pekerja yang masih belum paham menggunakan teknologi, bisa diberikan kursus singkat untuk membuatnya mengerti. Alhasil, keamanan data terjaga dan pekerja pun melek teknologi. 

  1. Tantangan terkait Keterlibatan Karyawan

Sistem kerja yang memungkinkan karyawan atau pekerja bekerja dari mana saja, memunculkan risiko minimnya keterlibatan karyawan. Misalnya saja di dalam rapat yang dilakukan secara jarak jauh, karyawan mungkin minim partisipasinya dalam hal memberikan pendapat, usulan, dan lainnya. Padahal, di mana pun berada seharusnya harus tetap aktif terlibat dalam setiap kegiatan. 

Dalam mengatasi hal ini, atasan bisa mencoba untuk mengumpulkan feedback dari karyawan terkait sistem kerja hibrida yang dilakukan. Melalui feedback yang diberikan, atasan bisa mencari sumber masalah yang mendasari minimnya keterlibatan karyawan tersebut, sehingga masalah bisa diselesaikan. Alhasil, budaya perusahaan dengan sistem hibrida pun bisa berjalan dengan baik. 

Masing-masing sistem kerja memiliki tantangannya masing-masing, begitu pun dengan sistem kerja hibrida. Namun, bukan berarti tantangan tersebut membuat produktivitas dan kultur kerja jadi memburuk. Jadikan tantangan tersebut sebagai alasan untuk mengembangkan perusahaan dengan lebih baik, sehingga setiap pekerja bisa produktif dan tentunya sejahtera dengan kerja hibrida ini. 

Baca Juga : Bimbang Memilih Perusahaan Asuransi Syariah di Indonesia? Ini Solusi Terbaiknya

Sumber

  • Haas, Martine. (2022, Februari 15). 5 Challenges of Hybrid Work — and How to Overcome Them. Harvard Business Review. Diakses pada tanggal 14 April 2023 melalui https://hbr.org/2022/02/5-challenges-of-hybrid-work-and-how-to-overcome-them
  • Insperity Staff. 10 tips for a successful hybrid employee work environment. Insperity. Diakses pada tanggal 14 April 2023 melalui https://www.insperity.com/blog/10-tips-for-a-successful-hybrid-employee-work-environment/
  • Wooll, Maggie. (2022, November 11). Transitioning to hybrid work? These 9 tactics will drive engagement. BetterUp. Diakses pada tanggal 14 April 2023 melalui https://www.betterup.com/blog/what-is-hybrid-remote-work

 

Tracking Kerja Hibrida Pasti Relate! Ini 5 Tantangan dalam Lingkungan Kerja Hibrida (Hybrid Work)
Bagikan
suka artikel ini :