Trik Jitu Parenting untuk Pembentukan Karakter Anak

Setiap tahun, Indonesia merayakan Hari Anak Nasional pada tanggal 23 Juli. Peringatan ini merupakan suatu bentuk upaya aktif kita untuk merayakan, mendukung, dan melindungi anak-anak yang merupakan generasi penerus bangsa. Pertumbuhan karakter anak sebagai penerus bangsa tidak bisa lepas dari peran orangtua dan masyarakat dalam membentuk karakter anak-anak. Anak perlu dibekali dengan penanaman karakter anak sejak usia dini agar siap menghadapi tantangan di masa depan. Dengan demikian, anak akan memiliki mental tangguh menghadapi perubahan dan situasi tertentu dalam kehidupan, seperti kegagalan, stress, tantangan, lingkungan baru, dan lainnya.

Dalam artikel ini, kita akan mengeksplorasi pentingnya karakter anak dalam menentukan masa depan mereka, serta memberikan trik jitu parenting berdasarkan penelitian ilmiah dan psikologi.

  1. Ajari anak tentang ketekunan

Studi ilmiah telah menunjukkan bahwa karakter anak berperan sangat penting dalam membentuk masa depan mereka. Penelitian yang dilakukan oleh profesor psikologi, Angela Lee Duckworth, menunjukkan bahwa karakteristik seperti ketekunan (grit) memiliki korelasi positif dengan keberhasilan akademik dan karier di kemudian hari. Ketekunan membantu anak-anak mengatasi rintangan dan tidak mudah menyerah ketika menghadapi tantangan. Oleh karena itu, sebagai orangtua muda, penting bagi kita untuk membantu mengembangkan ketekunan dalam diri anak-anak kita.

  1. Dukungan dari orangtua

Dalam hidup, semua orang akan mengalami kegagalan. Bersamaan dengan perkenalan akan konsep ketekunan, orangtua juga perlu membantu anak dengan memberikan dukungan yang konsisten. Menurut penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Developmental Psychology, anak-anak yang merasakan dukungan emosional dan motivasional dari orangtua cenderung memiliki motivasi internal yang kuat dan lebih mudah mengatasi hambatan. Orangtua dapat memberikan pujian yang konkret dan mengakui upaya anak ketika mereka menghadapi kesulitan. Hal ini akan membantu mereka membangun rasa percaya diri dan kepercayaan diri yang kuat.

  1. Perkenalkan pada konsep growth mindset

Selain itu, penelitian juga menunjukkan bahwa penting bagi orangtua untuk mengajarkan anak tentang growth mindset (pola pikir yang berkembang). Dalam penelitian yang dilakukan oleh psikolog Carol Dweck, growth mindset dikaitkan dengan pencapaian akademik yang lebih baik dan motivasi yang tinggi.

Growth mindset mengajarkan bahwa kemampuan dan kecerdasan seseorang adalah suatu hal yang bisa dilatih melalui dedikasi, usaha, dan pembelajaran. Hal ini berbeda dengan dengan konsep fixed mindset yang sering dikaitkan dengan kata “bakat” atau suatu kemampuan yang dimiliki sejak lahir dan sifatnya statis. Growth mindset mendorong individu untuk merangkul tantangan, bertahan dalam menghadapi rintangan, dan melihat kegagalan sebagai peluang untuk belajar dan berkembang.

Orangtua dapat membantu anak mengembangkan pola pikir ini dengan mengajarkan mereka untuk tidak putus asa saat mereka gagal. Kegagalan merupakan hal yang wajar dan bisa jadi kesempatan mereka untuk berupaya jadi lebih baik.

  1. Kembangkan kecerdasan emosional (emotional intelligence)

Selain ketekunan dan mindset yang berkembang, penting bagi orangtua untuk mengembangkan kemampuan mengolah emosi yang sehat pada anak-anak. Penelitian menunjukkan bahwa keterampilan kecerdasan emosional (emotional intelligence) membantu anak-anak dalam mengelola emosi mereka sendiri dan berinteraksi dengan orang lain dengan baik.

Seiring anak bertumbuh dewasa, mereka perlu diajarkan cara meregulasi emosi dalam diri mereka. Langkah-langkah yang bisa dilakukan oleh orangtua sebagai berikut:

- Mulai sejak dini: Pendidikan regulasi emosi yang dimulai terlambat akan lebih sulit dirubah dan membuat emosi anak makin sulit dikontrol.

- Bina hubungan kepercayaan antara orangtua dan anak: Anak akan lebih mudah mendengarkan orangtua saat ada hubungan yang berbasis konsistensi dan rasa percaya antar satu sama lain.

- Ajak bicara dan ajari: Sisihkan waktu untuk bicara pada anak mengenai emosi dan perasaan yang mereka alami. Hal ini tidak mudah dan tidak akan instan, tapi perlu dibangun.

- Beri contoh: Bukan hanya pada tingkat bicara, tapi juga tindakan. Anak akan meniru apa yang orangtua lakukan, bukan hanya katakan.

- Tetap tenang dan kendalikan emosi: Perihal memberi contoh bukanlah hal yang mudah apalagi jika anak sedang rewel dan emosional. Namun sangat penting bagi orangtua untuk tetap tenang dan tidak meledak. Disarankan bagi orangtua untuk mengambil nafas dan menjauh sejenak dari kerewelan anak, untuk menghindari ledakan emosi yang impulsif.

- Diskusikan contoh strategi: Pengaturan emosi bisa juga berlaku pada situasi eksternal. Berikan suatu analogi, seperti misalnya saat berebut mainan dengan anak lain. Saat anak sedang tenang, diskusikan strategi yang bisa dilakukan lain kali (contoh: bicara pada guru, bicara dengan teman baik-baik, atau pilih mainan lain). Proses ini dapat meningkatkan kemampuan penyelesaian masalah pada anak (problem-solving skill).

- Praktikkan simulasi strategi (role-play): Setelah berdiskusi, orangtua bisa membantu anak dengan situasi simulasi. Bergantian menjadi anak dan pihak eskternal dapat mempermudah anak mempraktikkan strategi yang sudah dibahas sebelumnya.

- Kurangi hukuman, tambahkan apresiasi: Memang sungguh menarik bagi orangtua untuk menghukum kebiasaan buruk anak. Akan tetapi, penting bagi orangtua untuk mengingat bahwa didikan yang keras akan membuat anak makin agresif dan makin sulit dalam mengolah emosi yang sehat. Puji tindakan yang ingin diteruskan, daripada menghukum hal-hal yang ingin dihentikan agar anak semakin termotivasi untuk bertindak baik.

- Jadi satu tim: Konsisten dalam memberikan dukungan baik secara pendidikan dan emosional agar anak tahu orangtua bukanlah sosok yang jadi momok, melainkan tempat aman bagi mereka untuk bisa berpaling dan bertumbuh.

- Perhatikan ekspektasi orangtua: Orangtua juga perlu memperhatikan ekspektasi mereka pada anak. Terutama pada saat anak sedang tertekan, takut, atau cemas, akan makin sulit bagi mereka untuk bertindak baik. Momen-momen seperti inilah dukungan orangtua sangat dibutuhkan oleh anak.

- Lihat jangka panjang: Selalu ingat bahwa perjalanan mendidik kecerdasan emosi pada anak akan membutuhkan waktu yang panjang. Seiring mereka bertumbuh, sistem regulasi emosi mereka pun akan berkembang. Sampai usia itu tiba, orangtua perlu banyak bersabar dan mengajari anak dengan perlahan.

  1. Berpikir kritis dalam mengambil keputusan

Penting bagi orangtua untuk memberikan kebebasan kepada anak dalam berpikir kritis mengambil keputusan agar mereka memahami konsep konsekuensi dari tindakan yang diambil. Penelitian yang dilakukan oleh psikolog Jean Piaget menunjukkan bahwa memberikan kesempatan kepada anak untuk berpikir kritis dalam mengambil keputusan akan membantu mereka mengembangkan rasa tanggung jawab dan kemandirian.

Anak perlu diberikan ruang dalam membuat pilihannya. Otonomi dalam teori Piaget bukan hanya berarti sebagai hak untuk membuat keputusan. Dalam teorinya, otonomi berarti: kemampuan untuk memutuskan, terlepas dari penghargaan dan hukuman, antara benar dan salah secara moral, serta antara kebenaran dan kepalsuan dalam secara intelektual. Tujuan dari didikan ini bukan tentang membuat anak menjadi patuh. Melainkan mengajarkan anak untuk berpikir kritis dalam membuat pilihan (otonomi).

Orangtua dapat memberikan anak-anak pilihan yang sesuai dengan usia dan tingkat perkembangan mereka, sehingga mereka dapat belajar untuk mempertimbangkan konsekuensi dari setiap keputusan yang mereka ambil. Hal ini akan membantu mereka mengembangkan karakter yang mandiri dan siap menghadapi masa depan dengan percaya diri.

  1. Merayakan keunikan di diri setiap anak

Sebagai orangtua muda, kita memiliki peran penting dalam membentuk karakter anak-anak kita. Kita juga perlu mengingat bahwa setiap anak itu unik, tidak sama dengan yang lain. Satu momen kesabaran dari orangtua, setiap senyuman dan kata-kata motivasi dari orangtua bisa berdampak sampai anak dewasa. Biarkan mereka bebas berekspresi. Tanamkan paham bahwa orangtua akan mencintai dan mendukung segala keunikan diri mereka.

 

Bersama mendukung pertumbuhan karakter anak yang kuat

Dalam merayakan Hari Anak Nasional, mari kita bersatu untuk memberikan dukungan yang konsisten, mengajarkan ketekunan dan mindset yang berkembang, mengembangkan kecerdasan emosional, serta memberikan kebebasan dalam mengambil keputusan kepada anak-anak kita. Dengan memberikan fondasi yang kuat dalam karakter anak, kita mempersiapkan mereka untuk masa depan yang gemilang dan sukses.

 

Solusi Perlindungan Yang Unik Untukmu

Selain trik parenting, jangan sampai terlupa satu lagi kebutuhan yang harus dipersiapkan: proteksi untuk anak dan keluarga.

Bukan sembarang asuransi, tapi proteksi Yang Unik Untukmu.

Generali Indonesia paham kamu butuh solusi Yang Unik Untukmu untuk ambil langkah wujudkan mimpi unikmu.

Baca lebih lanjut tentang proteksi yang sesuai uniknya kamu di sini.

 

Tracking Trik Jitu Parenting untuk Pembentukan Karakter Anak
Bagikan
suka artikel ini :