Mengenal Penyakit Alzheimer

Penyakit Alzheimer itu apa sih? Apa bedanya dengan demensia biasa? Ternyata, sedikit sekali orang Indonesia yang paham apa itu Alzheimer, apa penyebabnya dan bagaimana cara menanganinya. Padahal, di Indonesia diperkirakan terdapat sedikitnya 5 juta penderita Alzheimer – ini pun hasil survei di tahun 2015, lho! Tentunya sekarang ini jumlah penderita penyakit ini sudah semakin bertambah.

Kali ini, Generali Indonesia merangkum berbagai fakta dan info yang sangat penting diketahui seputar penyakit Alzheimer yang kerap menyerang manula (manusia lanjut usia) ini. Yuk, baca artikel ini sampai tuntas.

Pertanyaan seputar Alzheimer yang paling umum ditanyakan

Apa bedanya dengan demensia?

Alzheimer adalah penyakit degeneratif progresif pada otak yang membuat ukuran otak mengecil empat kali lebih cepat dibandingkan proses penuaan yang normal. Nama penyakit ini diambil dari nama ilmuwan Jerman, Alois Alzheimer.

Alzheimer merupakan faktor penyebab terbesar demensia, yakni sebanyak 60-70%.

Bagaimana kita bisa mengenali tanda-tanda penyakit ini?

Gejala penyakit ini dicirikan oleh kebingungan, disorientasi, kehilangan memori atau ingatan jangka pendek, gangguan bicara, dan demensia.

Apa penyebab penyakit ini?

Hingga kini, faktor penyebab utama dari timbulnya penyakit Alzheimer belum diketahui secara pasti, meskipun ratusan lembaga penelitian klinis di dunia terus meneliti penyakit degeneratif otak ini untuk mencari pencegahan yang tepat.

Usia adalah faktor terbesar penyebab penyakit Alzheimer. Akan tetapi, gaya hidup juga merupakan faktor tambahan yang punya andil menentukan apakah seseorang berisiko terkena Alzheimer atau tidak.

Apakah Alzheimer adalah penyakit menular?

Penyakit Alzheimer sama sekali bukan penyakit yang menular. Sindrom penyakit ini ditandai dengan apoptosis / kematian sel-sel otak dalam jumlah banyak, yang terjadi pada saat yang hampir bersamaan. Dalam waktu singkat, massa dan ukuran otak akan mengerut, mengecil, lantas kemudian menyebabkan demensia.

Siapakah yang bisa terkena penyakit Alzheimer?

Penyakit ini kebanyakan terjadi pada orang berusia lanjut, dengan umur 65 tahun atau lebih.

Apakah penyakit ini adalah penyakit keturunan?

Seperti sebagian besar penyakit demensia, penyakit ini bukanlah merupakan penyakit keturunan yang diwariskan secara genetik dari orangtua ke anak.

“Meskipun ayah, ibu, nenek, kakek, paman, bibi atau keluarga dekat lain ada yang terkena Alzheimer, ini bukan faktor penentu sama sekali apakah kita lantas akan terkena penyakit ini,” jelas Tim Parry, Direktur Lembaga Riset Alzheimer di Britania Raya.

Hanya dalam beberapa kasus sangat langka, di mana ada kecacatan genetik pada pasien yang mewariskan gen ini kepada keturunannya, gen cacat tersebut dikenali sebagai faktor pemicu utama terjadinya penyakit ini.

Apakah seseorang bisa sembuh dari penyakit Alzheimer?

Sayangnya, saat ini masih belum ada pengobatan ataupun terapi yang dapat memperlambat atau menghentikan penyakit ini maupun kepikunan lainnya.

“Ini artinya, saat seseorang didiagnosa terkena Alzheimer, maka diagnosis ini bersifat final dan permanen,” demikian Tim Parry melanjutkan penjelasannya.

Apa saja gejala awal seseorang terkena penyakit Alzheimer yang perlu diberi perhatian dan diwaspadai?

Tanda-tanda gejala awal saat seseorang terkena penyakit ini, kerap terabaikan. Tapi, termasuk di antara gejala awal perkembangan penyakit ini adalah pikun / mudah lupa, tak tahu sedang berada dimana / kehilangan arah, serta tak sadar waktu berlalu – banyak penderita Alzheimer yang lupa dirinya sedang berada dimana dan sedang melakukan apa.

Adakah cara untuk mengurangi risiko terserang penyakit Alzheimer?

Perbaiki gaya hidup menjadi lebih sehat, kurangi stres, rajin-rajin berolahraga, jaga makan agar selalu bergizi dan penuh nutrisi, serta beristirahat dengan kualitas baik dan dalam jumlah yang cukup.

Perbaikan gaya hidup dapat mengurangi risiko terserang penyakit Alzheimer, seperti apapun karakter genetik orang tersebut.

Hindari merokok, konsumsi diet ala Mediterania yang kaya buah dan sayuran segar, biji-bijian, kacang dan serat, serta kaya Omega 3. Hindari makanan yang terlalu manis dan penuh gula, kurangi konsumsi alkohol. Ini semua dapat menurunkan risiko seseorang terkena demensia.

Seberapa progresif kah penyakit Alzheimer?

Ini sangat bervariasi dan tergantung berbagai faktor individual, termasuk usia, tingkat kesehatan dan gaya hidup.

Seberapa lamakah harapan hidup penderita Alzheimer?

Rata-rata penderita Alzheimer punya harapan hidup 4 hingga 8 tahun setelah terdiagnosis mengidap penyakit ini.

Tapi, ada juga penderita Alzheimer yang hidup hingga 20 tahun setelah penyakit ini terdiagnosa oleh dokter.

Apa saja pengobatan untuk Alzheimer?

Sayangnya, belum ada pengobatan maupun terapi yang dapat memperlambat ataupun menghentikan proses degeneratif progresif dari penyakit Alzheimer ini.

Mitos yang kurang tepat seputar Alzheimer

Penyakit Alzheimer hanya menyerang manula / orang berusia lanjut

Penyakit Alzheimer memang paling umum menyerang manusia lanjut usia yang berumur di atas 65 tahun, tapi sekitar 9 persen dari penderita Alzheimer berusia lebih muda dari 65 tahun.

Pikun itu wajar dan merupakan bagian alami dari proses penuaan

Sekitar 40 persen dari orang berusia lanjut di atas 65 tahun mengalami berbagai jenis kepikunan.

Tapi, pikun sekaligus disorientasi, kebingungan dan kehilangan arah yang terjadi setiap hari dalam waktu lama, bukanlah bagian alami dari proses penuaan.

Banyak orang kadang menyepelekan kelupaan sesuatu. Demensia jauh lebih serius daripada hanya sekedar lupa akan sesuatu. Saat kelupaan yang biasa, kita seringnya lupa dimana sudah meletakkan kunci. Orang demensia LUPA untuk apakah kunci digunakan, sehingga konsekuensi kelupaan ini jauh lebih besar efeknya.

Alzheimer bisa diobati dengan terapi herbal

Alzheimer belum ada obatnya, baik itu secara klinis yang sudah teruji, apalagi terapi herbal yang belum jelas kebenarannya.

Bagaimana menyikapi orangtua atau keluarga terdekat kita yang didiagnosa terkena Alzheimer

Meski belum ada obatnya, menangani pasien yang terkena penyakit Alzheimer membutuhkan kesabaran ekstra.

Bila orangtua atau keluarga terdekat kita ada yang didiagnosa mengidap Alzheimer, sebagai orang yang bertanggungjawab merawat mereka, kita harus selalu sabar, tabah dan setia mendampingi mereka – bukan hanya dengan kehadiran kita, tapi dengan kasih sayang dan bantuan untuk melakukan berbagai hal setiap harinya.

Generali Indonesia, selalu setia bersama dan menjaga kamu

Loyalitas adalah salah satu faktor utama mengapa para nasabah Generali di seluruh penjuru bumi puas dengan layanan kami. Tak terkecuali di negara kita, Generali Indonesia selalu setia membersamai dan menjaga kamu dalam setiap periode hidup.

Bersama Generali, raih masa depan yang cerah lewat pengaturan finansial yang tepat, ikuti berbagai saran penting seputar kehidupan pasangan dan keluarga, baca dan terapkan anjuran seputar makan sehat, olahraga dan tingkatkan pengetahuan mengenai berbagai aspek penting dalam menjalani hidup.

Berbagai artikel menarik bisa kamu dapatkan lewat rubrik Generali Healthy Living.

Beberapa artikel yang mungkin menarik minat kamu:

4 Makanan ala "Jajanan" Sehat & Praktis untuk Anak

Yuk, Jaga Kesehatan Telingamu!

15 kebiasaan sehat untuk menangkal serangan virus

5 Aktivitas Terbaik untuk Melatih Otak agar selalu sehat

7 cara merawat kesehatan mata

Musim Hujan? Siapa takut! Ini cara untuk tetap sehat dan fit

Kenali Bahaya Kolesterol Jahat dan Cara Pencegahannya

7 aplikasi terbaik untuk bersosialisasi secara virtual

 

Tracking Alzheimer: fakta dan info penting seputar penyakit lansia

Bagikan
suka artikel ini :