Bullying: ini cara melindungi anak dari kekerasan emosional

Sebagai orangtua, kita selalu ingin yang terbaik untuk anak dan keluarga kita. Termasuk menjaga keseimbangan mental serta memberikan perlindungan dari kekerasan emosional.

Kekerasan psikis atau emosional dapat mengakibatkan pengaruh buruk pada kesehatan mental orang yang mengalaminya, membuat korban merasa kesepian, sendirian, putus asa, ketakutan dan bahkan tunduk pada pelaku kekerasan tersebut.

Kasus bullying marak terjadi - tak hanya di Indonesia saja tapi di seluruh dunia. Bila kita sudah menjadi orangtua, di usia berapapun anak, kita sebaiknya kita mampu mengenali dan membantu anak mengatasi kekerasan emosional yang mereka hadapi. Sebab, dukungan orangtua berperan teramat signifikan untuk melindungi kesehatan mental anak yang jadi korban bullying.

Jenis-jenis kekerasan emosional

Siksaan emosional atau psikis, yang biasa disebut “bullying” dari istilah bahasa Inggris, umumnya merupakan hasil dari insiden kekerasan verbal seperti menghina, mengejek, memusuhi atau mengancam. Untuk tahu lebih lanjut mengenai perundungan dan jenis perlakuan yang termasuk perundungan, moms and dads bisa tonton video kami berikut ini.

 

 

Secara garis besar, bila seorang anak mendapat trauma batin yang disebabkan kata-kata atau tingkah laku orang lain - apakah itu di dunia nyata lewat teman sebaya, orang yang lebih tua maupun orang yang hanya dikenal di dunia maya lewat media sosial, maka anak tersebut merupakan korban kekerasan emosional. 

Bagaimana cara mengenali tanda-tanda korban kekerasan emosional?

Akibat buruk dari kekerasan emosional bahkan membekas jauh lebih dalam ketimbang kekerasan fisik. Kekerasan fisik jelas terlihat dan dapat diobati dengan segera, sedangkan mendeteksi kekerasan emosional saja sudah sulit - apalagi mengobatinya.

Bila tak ditangani segera dengan pendekatan yang tepat, kekerasan psikis yang diterima seorang anak dapat melukai batinnya selama bertahun-tahun - bahkan sampai ia dewasa kelak. Anak korban bullying banyak yang kehilangan kepercayaan diri dan menjadi orang dewasa yang memendam banyak kemarahan, emosi negatif dan bahkan ada yang sampai menderita depresi.

Bahkan, di-bully sekali saja kadang bisa membuat anak jadi stres. Maka dari itu, peranan orangtua sangat penting untuk mendeteksi tanda-tanda anak terkena bullying supaya bisa langsung memberikan penanganan yang tepat.

Tanda-tanda anak yang terkena bullying

Beberapa ini termasuk tanda-tanda anak yang terkena bullying:

  • Anak selalu mencari-cari alasan untuk tidak berdiam di rumah, tidak mau sekolah atau tidak mau ke tempat tertentu
  • Anak jadi sulit fokus pada pelajaran di kelas, nilai-nilainya anjlok mengalami penurunan secara drastis
  • Tingkah laku anak mengalami perubahan. Menjadi lebih ekstrim, agresif dan tidak mau ditegur, atau jadi banyak merahasiakan sesuatu dan terlihat selalu takut tanpa penyebab jelas
  • Anak terlihat selalu cemas, stres atau menarik diri, malas makan, menghindari percakapan sehari-hari, dan sulit mengontrol emosi
  • Anak kehilangan kepercayaan diri, merasa sedih berkepanjangan, merasa tidak berguna, tidak diinginkan atau tidak disukai

Bagaimana melakukan pendekatan yang tepat ke anak untuk menangani bullying?

Bila anak mengalami satu atau lebih tanda-tanda di atas dan terindikasi mengalami kekerasan emosional, yang pertama-tama harus dilakukan sebagai orangtua adalah mengajak anak bicara empat mata.

Buat anak merasa nyaman, aman dan disayang, tunjukkan bahwa sebagai orangtua kita siap membantu bila ada masalah. Biarkan anak pelan-pelan membuka dirinya untuk curhat dan jadilah pendengar yang baik.

Katakan pada mereka bahwa mereka tidak salah, dan bahwa kita sebagai orangtua mereka akan melakukan apapun untuk membela serta melindungi mereka.

Bila diperlukan, bicaralah dengan pihak sekolah untuk mengadakan mediasi dengan orangtua si tukang bully, tunjukkan pada anak lewat tindakan bahwa kita menyayangi dan akan selalu ada untuk mendukung mereka.

Yang terpenting adalah memastikan bahwa bullying tidak akan berlanjut. Pastikan si pem-bully betul-betul stop mengganggu dan tidak akan mencari gara-gara lagi di masa depan. Bila mediasi saja tidak membawa hasil, jangan segan untuk membawa kasus bullying ke ranah hukum untuk memberi efek jera.

 

Tips seputar keuangan, pola makan seimbang dan gaya hidup sehat bersama Generali Healthy Living

Generali Indonesia tidak hanya memberikan perlindungan menyeluruh kepada semua anggota keluarga lewat proteksinya, tapi juga terus mendampingi semua nasabah dalam semua aspek hidup. Mulai dari pengaturan finansial, perencanaan masa depan, memberikan tips dan saran praktis seputar keuangan, karir, tapi juga pola makan seimbang, gaya hidup sehat, berbagai olahraga praktis dan pengasuhan anak, Generali selalu ada bersama kamu, lewat rubrik Generali Healthy Living di situs web kami.

Lewat artikel-artikel berikut ini, mari menambah pengetahuan dan melebarkan wawasan, sehingga kita bisa belajar menjadi pribadi yang lebih baik. Be the better version of yourself lewat berbagai tips dan saran bijak dari Generali Indonesia.

Beberapa artikel ini mungkin menarik minatmu:

Pentingkah Asuransi Untuk Anak-Anak? Mengapa?

Tips Memilih Asuransi untuk Anak Demi Masa Depannya yang Cemerlang

Mendidik anak lewat permainan menarik

Intip, Perkiraan Biaya Sekolah Anak hingga Persiapan Asuransi Pendidikan Anak Terbaik

Bagaimana mengajari anak prinsip dasar keuangan dan penghematan

Tracking Bullying: ini cara melindungi anak dari kekerasan emosional

Bagikan
suka artikel ini :