Hidup keberlanjutan cara Islami yang Ramah Lingkungan & Cinta Bumi, ini caranya

Agama Islam ternyata menginginkan kita untuk mengerti betapa pentingnya menjaga lingkungan kita, karena Planet Bumi, rumah dan tempat tinggal manusia, adalah ciptaan Allah SWT. Di dalam Al-Qur'an pula, Allah berfirman bahwa umat manusia adalah Khalifah, yaitu penjaga Bumi. Inilah mengapa, hidup Islami berarti memandang Planet Bumi sebagai sebuah amanah, sesuatu yang dipercayakan penjagaannya ke tangan kita.

 

Hidup Islami artinya mengoptimalkan sumber daya

Dalam Al-Qur'an kita diajarkan hidup secara sederhana untuk menghindari konsumsi berlebihan, apapun itu, maupun materalisme. Sejalan dengan prinsip hidup lebih hijau, yang berhemat dengan menggunakan lebih sedikit sumber daya dan mengoptimalkan penggunaannya, gaya hidup yang sustainable ini baik diterapkan oleh segenap umat Muslim di dunia, tak terkecuali di Indonesia.

 

Ini beberapa cara yang dapat kita lakukan untuk hidup Islami yang lebih ramah lingkungan

1. Menggunakan air secukupnya untuk bersuci

Air merupakan salah satu sumber daya yang terbatas dan diprediksikan akan menjadi langka di masa depan nanti.

Sebagai umat Muslim yang baik, kita bertanggungjawab untuk mengoptimalkan penggunaan air dengan sebaik-baiknya sehingga tidak boros dan membuang-buang air secara sia-sia. Apakah itu untuk membersihkan diri, mandi, wudhu ataupun sikat gigi, gunakan air secukupnya saja, nyalakan dan matikan keran sesuai penggunaan.

2. Siram kebun, pekarangan dan tanaman di rumah di malam hari

Kedengarannya sepele, ya? Tapi ternyata, di iklim tropis katulistiwa Indonesia nan panas ini, jauh lebih baik menyiram rumput di pekarangan rumah maupun tanaman di dalam ruangan, karena saat di luar sudah gelap, air dapat terserap lebih baik dan kelembaban bertahan lama, kurang lebih sepanjang malam 12 jam.

Bila kita menyiram tanaman pagi-pagi, panasnya matahari yang terik cepat membuat tanah kembali kering, rumput dan tanaman juga tidak dapat menikmati kelembaban air dalam tanah dalam waktu lama.

3. Banyak-banyak berjalan kaki ketimbang menggunakan treadmill

Banyak bergerak sepanjang hari menghindarkan kita dari gaya hidup yang bersifat sedentari. Dalam rangka menjaga kesehatan, treadmill sering jadi pilihan praktis karena bisa digunakan di rumah sekali pun.

Nah, sebenarnya ada alternatif berolahraga lain yang bisa kita coba supaya lebih ramah lingkungan, yaitu jalan kaki di luar ruangan. Treadmill memang praktis, tapi umumnya treadmill elektrik memakan daya listrik yang tidak sedikit. Jalan kaki, tidak memerlukan listrik, hanya butuh niat untuk sehat.

Biasakan setelah selesai salat Shubuh, daripada langsung tidur kembali, gunakan waktu sebelum matahari terbit untuk jalan kaki di luar rumah, sekalian menghirup udara segar dan sedikit gerak badan sebelum mulai beraktivitas sepanjang hari.

4. Memasak dan makan secukupnya, karena Allah tidak suka kemubaziran

Salah satu masalah limbah terbesar di Indonesia adalah masalah sampah sisa buangan makanan dan bahan pangan. Berdasarkan catatan Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional, masyarakat Indonesia mencatat bahwa sampah sisa pangan per tahun tercatat sebesar 46,35 juta ton, jauh lebih tinggi bahkan dari sampah plastik yang tercatat sebanyak 26,27 ton. Nilai sampah pangan ini mencapai 330,71 trilyun per tahun, dan sekaligus tertinggi di Asia Tenggara. Duh, miris sekali, ya!

Perbuatan membuang-buang makanan, termasuk ke dalam sikap boros, juga sering disebut mubazir. Mubazir sendiri secara harafiah artinya "mengeluarkan harta untuk melakukan maksiat keburukan". Allah SWT sangat tidak menyukai perbuatan mubazir, seperti tertulis di Al-Qur'an pada Surah Al-Isro dimana disebutkan bahwa perilaku mubazir adalah kebiasaan setan. "Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan." (QS. Al-Isro', ayat 26 dan 27).

Karena itu, masak dan makanlah secukupnya, jangan berlebihan apalagi sampai membuang-buang makanan dengan sengaja. Hidup Islami berarti menyayangi bahan makanan, tidak menyia-nyiakannya dan selalu mengingat bahwa di luar sana masih banyak orang yang kekurangan makanan.

5. Turut berpartisipasi dalam penghijauan lingkungan

Islam adalah agama yang ramah dan peduli terhadap lingkungan, karena itu, hidup Islami juga berarti kita dianjurkan untuk ikut berpartisipasi dalam penghijauan dengan bercocok tanam dan bertani.

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dalam shahihnya, Rasulullah bersabda "Tidaklah seorang Muslim menanam pohon dan tanaman, kemudian pohon dan tanaman tersebut dimakan oleh burung, manusia atau binatang melainkan menjadi sedekah baginya."

Jelas sekali bahwa hadits tersebut menganjurkan umat Muslim untuk terus menanam pohon dan melestarikan alam.

 

Tanggungjawab terhadap keluarga juga merupakan kewajiban hidup Islami bagi seorang umat Muslim

Ternyata inisiatif menjaga lingkungan dalam rangka keberlanjutan bukan hanya berguna untuk menjaga bumi tempat kita tinggal. Tapi juga jadi salah satu cara kita untuk menerapkan prinsip Islami. 

Mencari nafkah, melindungi keluarga dan memastikan anak-anak tidak kekurangan suatu apapun, termasuk salah satu bentuk tanggungjawab kepada Allah SWT sebagai cara hidup Islami seorang Muslim yang baik. Salah satu cara untuk memastikan hidup keluarga tetap berlanjut saat kita sudah meninggal dunia adalah dengan memiliki proteksi asuransi.

Asuransi syariah adalah usaha tolong-menolong dan saling melindungi di antara para peserta yang penerapan dan prinsip hukumnya sesuai syariat Islam. Tanpa bermaksud mendahului takdir, asuransi dapat diniatkan sebagai ikhtiar persiapan untuk menghadapi kemungkinan terjadinya risiko.

Didasari konsep mulia gotong royong dan prinsip saling tolong menolong, solusi proteksi syariah Generali Indonesia memberikan perlindungan di antara para peserta melalui kontribusi Dana Tabarru.

Cek selengkapnya tentang proteksi syariah Yang Unik Untukmu di sini.

 

Tracking Hidup keberlanjutan cara Islami yang Ramah Lingkungan & Cinta Bumi, ini caranya

Bagikan
suka artikel ini :