Gaya hidup yang tak sehat, mulai dari mager alias malas gerak, rajin makan junk food, tak pernah berolahraga, sampai berbagai paparan polusi lingkungan, merupakan faktor pencetus munculnya berbagai penyakit.

Fakta 1: 33 persen orang Indonesia kini menderita obesitas

Obesitas merupakan salah satu momok yang menghantui Indonesia – faktanya, 1 dari 3 orang Indonesia kini punya berat badan berlebih! Tak hanya orang dewasa saja, anak-anak pun sangat rawan obesitas.

Obesitas membuat risiko terkena berbagai penyakit jadi makin tinggi: mulai dari diabetes, penyakit jantung dan kardiovaskuler, stroke, darah tinggi, sampai kanker bisa disebabkan oleh kegemukan.

Fakta 2: kualitas udara di Indonesia terus memburuk

Menurut Air Quality Live Index (AQLI), kondisi kualitas udara di Indonesia tercatat terus memburuk sejak dua dekade terakhir, dan saat ini berada di peringkat ke-20 negara dengan kualitas udara terburuk di dunia. Berdasarkan pengamatan AQLI, 91% penduduk Indonesia tinggal di wilayah dengan tingkat polusi udara melebihi batas aman yang ditetapkan organisasi kesehatan dunia (WHO).

Jika terpapar polusi dalam jangka panjang, harapan hidup masyarakat Indonesia pun akan semakin menurun karena ganasnya serangan penyakit paru obstruktif kronis. Apalagi saat masa pandemi, dimana virus COVID-19 menyerang paru-paru.

Fakta 3: komorbiditas makin tinggi

Saat pandemi seperti sekarang ini, komorbiditas tinggi semakin membuat riskan banyak warga masyarakat terkena COVID-19 dengan gejala berat. Makin banyak orang terkena berbagai penyakit dan sulit sembuh oleh sebab angka komorbiditas meningkat.

BPJS saja tidak cukup, asuransi penyakit kritis juga perlu!

Memang pemerintah menyediakan BPJS. Tapi, ada banyak perawatan, terapi maupun obat yang tidak di-cover BPJS. Apalagi, dengan waktu tunggu serta antrian yang membludak, asuransi kesehatan pribadi tentunya sangat diperlukan.

Ini beberapa alasan mengapa punya asuransi kesehatan dengan manfaat tanggungan penyakit kritis jadi semakin urjen sekarang ini:

  • Penyakit kritis adalah sebuah realitas yang prevalensinya makin tinggi
    Tua, muda, pria, wanita, siapapun bisa terkena penyakit kritis. Berbagai penyakit seperti kanker, gagal ginjal, serangan jantung sampai stroke semakin banyak terjadi di sekitar kita.
    Asuransi yang menanggung penyakit kritis merupakan “tabungan” perlindungan untuk kita bila sewaktu-waktu terkena penyakit yang cukup berat.
       
  • Biaya rawat inap, rawat jalan dan obat-obatan semakin meroket
    Biaya pengobatan dan terapi berbagai penyakit semakin meroket. Riset menginformasikan bahwa dengan arus inflasi 9 hingga 10 persen per tahun, dalam waktu kurang dari satu dekade, biaya perawatan kesehatan akan meningkat tiga hingga empat kali lipat.
    Pertanggungan penyakit kritis lewat coverage asuransi membuat kita bisa fokus pada proses penyembuhan tanpa harus kuatir mengenai biaya.

  • Mendapatkan perawatan terbaik, sesegera mungkin
    Saat seseorang terkena penyakit kritis, waktu amatlah penting. Mendapatkan perawatan terbaik sesegera mungkin tanpa harus menunggu, membuat peluang untuk sembuh seratus persen semakin besar.
    Dengan memiliki asuransi penyakit kritis, pasien dapat langsung dirujuk dengan pengobatan terbaik tanpa harus menunggu terlalu lama.

  • Berobat di luar negeri
    Ada juga asuransi penyakit kritis yang memungkinkan pemegang polis untuk mendapatkan pengobatan di luar negeri bila diperlukan.
    Atau kritis karena kejadian kecelakaan di luar negeri? Repatriasi dapat dilakukan bila masuk ke dalam coverage pertanggungan sesuai polis yang dimiliki.

Yang harus diketahui seputar asuransi penyakit kritis

Penting diketahui, kamu tak dapat mengambil polis asuransi penyakit kritis saat kamu sudah terdiagnosa menderita salah satu dari jenis penyakit yang cukup berat. Karena itu, sangat penting untuk mulai membeli polis dari jauh-jauh hari sebagai persiapan, saat kamu masih sehat walafiat.

Beberapa risiko atau kondisi kesehatan yang bisa menyebabkan kamu tak dapat mengambil polis asuransi penyakit kritis adalah:

  1. Merokok
  2. Obesitas
  3. Rutin minum alkohol
  4. Punya riwayat sakit jantung
  5. Punya riwayat penyakit diabetes
  6. Sudah pernah terkena stroke
  7. Pasien hipertensi
  8. Dan lain-lain sebagainya.

Yang harus diperhatikan saat akan memilih asuransi penyakit kritis:

  1. Perhatikan daftar penyakit kritis yang masuk dalam pertanggungan dan jenis-jenis spesifiknya.
  2. Cek histori penyakit keturunan di keluargamu. Informasi ini biasanya akan diminta oleh pihak asuransi.
  3. Bila memungkinkan, ambil gabungan asuransi kesehatan dan asuransi jiwa, dengan tambahan pertanggungan penyakit kritis.
  4. Ambil polis yang harganya masuk akal, sehingga kamu yakin bisa terus membayar premi bulanan tanpa masalah ke depannya.
  5. Rata-rata asuransi penyakit kritis membatasi usia maksimal pemegang polis saat memulai asuransi di umur 65 tahun.
  6. Semakin muda usiamu saat memulai asuransi, semakin besar pula nilai pertanggungan dan semakin kecil premi bulanan yang harus dibayarkan.
  7. Cek juga apakah asuransi penyakit kritis ini akan menanggung apa saja, misalnya apakah rawat jalan dan obat-obatan juga di-cover atau tidak?
  8. Baca keseluruhan polis dengan teliti dan seksama. Bila ada pertanyaan, jangan segan menghubungi agen asuransimu untuk mendapat informasi lebih lanjut.

ExcellentCarePlus dari Generali Indonesia: Rawat inap tanpa batasan hari, termasuk perawatan ICU di seluruh dunia*

Berobat tenang tanpa pusing soal biaya! Dimana pun kami berada, perlindungan lengkap untuk keluarga selalu ada. ExcellentCarePlus dari Generali menjaga kamu dan keluarga saat dalam keadaan darurat tanpa batasan hari.

Dengan biaya dibayar sesuai tagihan, fasilitas kamar single bed, kemoterapi dan cuci darah tanpa rawat inap, ExcellentCarePlus juga pastikan kamu bebas pilih RS untuk dapat perawatan terbaik yang paling tepat untukmu.

Tertarik mengetahui lebih lanjut? Kamu bisa hubungi agen Generali yang terdekat di kotamu lewat tautan berikut ini.

 

*Kecuali Amerika Serikat

Tracking Ini pentingnya punya Asuransi Penyakit Kritis saat pandemi!

Bagikan
suka artikel ini :