Siapa sih yang nggak mau mapan, apalagi kaya raya, hidup makmur sentosa? Meski tak semua orang berakhir menjadi crazy rich, paling tidak, ada tujuan-tujuan yang umum jadi cita-cita masa depan setiap orang.

Ternyata, ada 5 hal yang secara umum menjadi life goals kebanyakan orang:

  1. Punya rumah sendiri yang bagus dengan perabotan lengkap
  2. Punya kendaraan pribadi yang memadai
  3. Punya tabungan masa depan yang cukup untuk hari tua
  4. Punya investasi yang bisa hasilkan penghasilan pasif
  5. Sukses mengantar anak lulus sampai perguruan tinggi

Bagaimana dengan kamu? Apa life goals yang ingin kamu capai?

Kamu sendiri gimana? Yakin deh, pasti life goals kamu nggak akan beranjak jauh-jauh dari 5 hal yang sudah disebutkan di atas.

Sebagai manusia Milenial maupun Gen Z yang terlahir di negara berkembang, Indonesia, ternyata banyak sekali rintangan yang dihadapi generasi masa kini di negara kita.

Apa saja rintangan yang dihadapi Milenial dan Gen Z Indonesia dalam mencapai tujuannya?

Ini beberapa hal yang umum jadi tantangan Milenial dan Gen Z Indonesia saat berpacu mencapai tujuan hidup:

  1. Fenomena Sandwich Generation: harus membiayai orangtua sekaligus anak sendiri.

  2. Laju inflasi yang luar biasa: secara teori, persentase inflasi di Indonesia pada tahun 2022 adalah 2 persen, tapi nyatanya, bahan pokok dan biaya hidup naik jauh lebih cepat.

  3. Kebanyakan terpapar media sosial: iya, ada kalanya menyaksikan setiap saat postingan-postingan selebgram maupun crazy rich yang diikuti lewat Instagram maupun Tiktok, memang bikin depresi, kita jadi bertanya-tanya: “Aduh, kapan ya hidup gue semakmur itu?”

  4. Sulit menabung karena konsumtif: bentar-bentar liburan, besok-besok healing, dikit-dikit makan di restoran, setiap hari pesan GoFood, belum lagi budget hang out bareng geng pertemanan... itu belum termasuk pengeluaran yang berkaitan outfit lari maupun sunmori sepedaan. Lha, kapan nabungnya dong kalau begitu?

  5. Efek pandemi terhadap ekonomi masih terasa: banyak sekali angkatan pekerja yang terkena PHK maupun yang terdampak pengurangan gaji.

Oke, sekarang gimana cara merencanakan keuangan masa depan dengan baik dan benar?

Dengan semua handicap tantangan di atas, masih memungkinkan, kok, untuk melakukan perencanaan finansial masa depan yang baik dan benar.

Bagaimana caranya? Yuk, ikuti langkah-langkah mudah ini dengan seksama. Dijamin, kamu habis ini bisa memahami lebih baik lagi, bahwa masa depan itu memang butuh persiapan yang luar biasa cermatnya.

Pertama: membuat budget itu wajib hukumnya

Iya, peraturan pertama untuk melakukan financial planning adalah dengan membuat anggaran – mingguan, bulanan, tahunan – semua harus dicatat dan direncanakan.

Apapun tujuanmu kelak, apapun yang kamu cita-citakan, semua dimulai dari langkah pertama yang teramat penting ini: mengendalikan arus kas keluar dan masuk dari uangmu sendiri.

Semua harus dicatat, diperhatikan, diatur – baik itu pos-pos pengeluaran, maupun sumber-sumber penghasilan uang. Bila kamu tidak membiasakan diri sejak muda untuk membuat budget, niscaya kamu akan sering mendapati keadaan dimana kamu kekurangan uang – padahal, gajian masih lama. Dan kamu pun akan kesulitan menyisihkan uang setiap bulannya untuk ditabung bagi rencana masa depan.

Kedua: minimalisir hutang dan cicilan

Sebagai sesama kaum Milenial dan Gen Z, kami sangat mengerti bahwasanya godaan di luar sana itu luar biasa banyak. Mulai dari flash sale di marketplace online favoritmu, berbagai promo diskon dengan “Pay Later” yang diiming-imingi oleh aplikasi pembayaran digital, sampai rayuan pulau kelapa yang dilancarkan oleh sales kartu kredit di setiap sudut mal, dunia masa kini memang mendorong masyarakat untuk jadi lebih konsumtif.

Tapi, bila kamu memang serius berniat mencapai tujuan di masa depan, maka hal terbaik yang dapat kamu lakukan adalah: bertahan melawan godaan. Minimalisir hutang dan cicilan, sebab pokok pinjaman ini akan berbunga cukup besar sehingga tiap bulannya akan memakan sebagian gaji untuk membayarnya. Apalagi kalau telat bayar, ada denda pula!

Ketiga: selektif sebelum mengajukan pinjaman ke bank

Saat ingin mengajukan pinjaman ke bank, berlakulah seselektif mungkin!

Ini beberapa saran supaya kamu bisa jadi konsumen pintar dalam mengajukan pinjaman ke bank:

  1. Pikirkan masak-masak, apakah pinjaman yang kamu ajukan ini benar-benar diperlukan? Contohnya:
    - Pinjaman untuk beli rumah / KPR: OK, ini penting.
    - Pinjaman untuk beli kendaraan: boleh dipertimbangkan asal gaji memadai dan memang butuh kendaraan.
    - Pinjaman untuk hal-hal lainnya, seperti pergi liburan atau beli tas / aksesoris mewah, BIG NO.

  2. Buat komparasi dulu sebelum memutuskan mau meminjam di bank mana. Ini beberapa hal yang perlu diperbandingkan:
    - Berapa lama tenor pinjaman?
    - Berapa persen bunganya?
    - Apakah suku bunga tetap atau mengikuti arus fluktuasi pasar modal?
    - Apakah ada kemungkinan top up saat kebetulan punya dana lebih?
    - Apakah sebagai peminjam, kamu akan kena penalti denda bila melunasi pinjaman lebih awal?

  3. Tanyakan kepada diri sendiri, dan bersungguh-sungguhlah untuk yang satu ini: apakah kamu sanggup membayar cicilan bulanan dari pinjamanmu?
    Ingat, ya, jangan suka memaksakan diri demi gaya dan gengsi belaka.

Keempat: tentukan tujuan menabung dan bagi dana tabungan ke dalam kategori prioritas

Setelah hal-hal di atas sudah kamu pikirkan baik-baik dan kamu sudah punya budget tertentu, maka kamu harus menentukan tujuanmu menabung.

Pada umumnya, ada tiga jenis kategori prioritas dana tabungan yang harus kamu perhitungkan.

  1. Dana darurat / emergency fund
    Dana darurat adalah dana yang sangat penting dan sudah seharusnya jadi salah satu prioritas utama. Dana darurat adalah tabungan yang dapat kita pergunakan dalam keadaan kahar. Jenis urgensinya tentu berbeda untuk masing-masing individu – bisa untuk biaya renovasi rumah saat ada bencana alam terjadi (contohnya: banjir, kebakaran atau gempa), bisa juga untuk membiayai hidup bila sewaktu-waktu terkena PHK dari kantor.

    Intinya, dana ini adalah dana darurat yang sudah sebaiknya dipisahkan, dan tidak digunakan untuk kebutuhan receh seperti beli baju baru atau liburan ringan.

    Bagaimana menentukan jumlah dana darurat yang dibutuhkan? Ada banyak metode untuk melakukannya – yang paling umum adalah:
    - bila kamu masih single / belum menikah: biaya hidup sebulan dikali 3 hingga 6 bulan.
    - bila kamu sudah menikah tapi belum punya anak / tanggungan: biaya hidup sebulan dikali 6 hingga 12 bulan.
    - bila kamu sudah menikah dan sudah punya anak / tanggungan: biaya hidup seluruh keluarga selama sebulan, dikalikan 12 hingga 24 bulan.

    Simpan dana darurat di rekening yang berbeda, yang mudah diakses tapi tidak mudah digunakan, supaya tidak tercampur dengan biaya hidup sehari-hari.

  2. Tabungan Jangka Panjang
    Tabungan ini khusus untuk tujuan-tujuan jangka panjang. Sedapat mungkin, sisihkan dana untuk setiap tujuan di rekening berbeda-beda: buat rekening tersendiri untuk dana DP beli rumah, atau tabungan untuk pesta pernikahan, maupun untuk membeli mobil baru.

    Usahakan bahwa dana tabungan jangka panjang ini, seperti halnya dana darurat di atas, tidak dapat kamu akses dengan mudah, sehingga kamu juga tidak tergoda untuk memakainya kapan saja.

  3. Tabungan Jangka Pendek
    Seperti namanya, tabungan jangka pendek ya untuk hal-hal yang bersifat jangka pendek. Pembelian ponsel atau laptop baru, atau pergi jalan-jalan ke luar negeri, apapun bisa kamu masukkan disini asal memang ada tujuannya.

Kelima: jangan lupakan asuransi dan investasi

Asuransi adalah pelindung pertamamu saat tertimpa musibah. Baik asuransi kesehatan ataupun asuransi jiwa, masing-masing jenis proteksi ini akan membantu kamu dan keluarga melewati masa-masa sulit yang seringkali datang tanpa diduga-duga – contohnya, kecelakaan, terkena sakit berat, atau meninggal mendadak.

Sedangkan instrumen investasi yang baik, adalah simpananmu untuk masa depan. Jangan lupa, suatu hari nanti kamu akan menua dan tidak akan bisa bekerja lagi. Nah, saat itulah kamu butuh sumber penghasilan pasif yang berasal dari investasi, sehingga, meski masa produktifmu sudah lewat kamu tetap bisa hidup nyaman dan mempertahankan kemakmuran dengan hasil investasi tersebut.

 

Nah, sudah selesai membaca langkah-langkah di atas? Sekarang saatnya kamu ikuti kuis Generali di bawah ini untuk memastikan kamu sudah berada di jalan yang benar.

Kuis Generali: apakah kamu sudah di jalan yang benar dalam perencanaan finansial masa depanmu?

Jawab pertanyaan-pertanyaan di bawah dengan jujur, ya!

Apakah kamu punya budget pengeluaran dan pemasukan bulanan?

  1. Ya pasti punya, tentu saja dong
  2. Punya sih, tapi masih suka keteteran juga soal pengeluaran
  3. Belum punya, memangnya penting ya, punya budget?

Apakah kamu punya cicilan?

  1. Tidak, semuanya sudah lunas dan saya selalu beli barang dengan cash
  2. Ada, tapi nggak banyak, kok
  3. Banyak banget

Bila kamu punya KPR atau Kredit Kendaraan Bermotor, berapa banyakkah porsi pembayaran cicilan dari besar penghasilan bulananmu?

  1. Sekitar 20 sampai 30 persen
  2. Sekitar 40 sampai 50 persen
  3. Lebih dari 50 persen

Seberapa sering kamu berbelanja baju, sepatu dan aksesoris?

  1. Sesekali saja
  2. Sekali seminggu
  3. Hampir setiap hari

Apakah kamu mengalokasikan sebagian gajimu untuk ditabung?

  1. Ya, sebanyak 20 hingga 30 persen setiap bulan
  2. Kadang-kadang saja, besarannya tidak tentu
  3. Tidak pernah, saya tidak punya tabungan

Apakah kamu mengalokasikan sebagian gajimu untuk berinvestasi?

  1. Ya, sebanyak 10 hingga 20 persen setiap bulan
  2. Belum, tapi ada rencana ke sana, mudah-mudahan secepatnya
  3. Duh, masih belum kepikiran sama sekali untuk ke situ!

Apakah kamu punya asuransi kesehatan?

  1. Ya, tentunya saya punya dong, sudah sejak lama
  2. Belum, tapi sudah berencana secepatnya
  3. Tidak, saya belum punya

Apakah kamu punya kartu kredit?

  1. Ya, hanya satu saja dan hanya digunakan untuk saat-saat emergency
  2. Ada, saya punya dua dan digunakan sesekali untuk berbelanja
  3. Saya punya lebih dari dua kartu kredit dan setiap hari digunakan

Apakah kamu berniat serius merencanakan masa depanmu?

  1. Ya, tentu saja! That’s why I’m here!
  2. Ya, rencana sih ada, tapi saya masih bingung bagaimana mencapainya
  3. Tidak, saya sih go with the flow aja, kalo rejeki sih nggak akan kemana-mana

 

Kenali karakter finansialmu lewat kuis di atas

Sudah selesai mengerjakan kuis di atas? Kenali karakter finansialmu sesuai kategori mayoritas jawaban di bawah ini.

Mayoritas jawaban kamu adalah A

Kamu adalah Milenial atau Gen Z yang ternyata punya pola pikir jauh ke masa depan. Sepertinya, kamu sudah mulai merencanakan masa depan ke arah kebebasan finansialmu dari sekarang, dan ini luar biasa positif!

Kamu punya life goals tersendiri, dan kamu tak segan menerapkan pola hidup disiplin dalam mengatur pemasukan serta pengeluaran dengan bijaksana. Kamu pun tahu bagaimana memprioritaskan segala sesuatu terkait finansialmu, dan sejauh ini kamu sudah membuat keputusan yang tepat.

Satu saja saran kami, jangan terlalu keras pada dirimu sendiri, ya. Boleh saja terapkan perencanaan keuangan ala Spartan, tapi sesekali jangan segan untuk memberi penghargaan pada dirimu sendiri, karena sudah meraih begitu banyak pencapaian. Good luck dan tetap pertahankan pola pikir ini untuk seterusnya, ya!

Mayoritas jawaban kamu adalah B

Kamu adalah Milenial atau Gen Z yang sebenarnya sudah sering berpikir bahwa masa depan itu perlu perencanaan. Tapi, pada kenyataannya masih sering sulit untukmu melakukan hal-hal yang kamu tahu sangat diperlukan untuk meraih life goals-mu kelak, karena memang sulit.

Nggak perlu kuatir, kami paham 100 persen akan situasimu saat ini. Hanya saja, saran kami, mulailah sedikit demi sedikit memulai perencanaanmu dengan lebih cermat, dan berniat lebih keras lagi untuk merealisasikan masa depan yang sesuai keinginanmu.

Mulailah untuk mendisiplinkan diri dan berusaha taat pada budget yang sudah kamu tentukan, sambil tentunya sesekali tak lupa untuk memanjakan diri, supaya lebih semangat lagi dalam perjalanan menuju masa depan cemerlang.

Mayoritas jawaban kamu adalah C

OK, kamu masih butuh bantuan mengarahkan tujuan hidup yang ingin kamu capai. Mungkin kamu terlalu santai? Nggak apa-apa, asalkan jangan berlama-lama hidup yang tanpa perencanaan finansial, ya. Karena, dalam hidup, semua hal itu sering terjadi tanpa diduga-duga, dan tak semua yang datang tiba-tiba itu baik dan indah.

Kamu harus mempersiapkan diri menghadapi segala kemungkinan, terutama bila suatu saat kamu menghadapi situasi yang di luar perkiraanmu.

Bila kamu sendiri merasa butuh bantuan, jangan segan-segan menghubungi agen Generali yang terdekat di kotamu, ya, karena meskipun sebagian besar agen kami adalah Milenial dan Gen Z juga, mereka tetap bisa memberikan kamu saran secara personal bagaimana memulai perubahan ke arah yang lebih baik, khususnya di bidang finansial dan proteksi masa depan kamu.

 

Masa depan yang SMART dimulai dari hari ini

Jadilah orang Indonesia yang SMART, yang paham pentingnya mengatur keuangan dengan baik dan bijaksana, supaya hidup selalu lancar dan finansial stabil untuk raih cita-cita.

Salah satu langkah jadi orang SMART adalah dengan mulai memberikan jaringan perlindungan pada diri sendiri dan keluarga, agar selalu terproteksi – dan sekaligus juga, mempersiapkan masa depan yang cerah.

Bagaimana kalau ternyata ada produk menarik yang menawarkan unit link dengan berbagai benefit ekstra yang bisa ditambahkan, seperti asuransi kesehatan atau asuransi jiwa, dan kerennya, premi bisa kembali 100%?

Generali mengajak kamu untuk BeSMART dengan mulai memproteksi dirimu dan keluarga lewat produk unit link terbaru kami yang punya benefit luar biasa, yaitu perlindungan sekaligus investasi, dimana premi yang dibayarkan nasabah bisa dikembalikan full. Yes, kamu tak salah dengar. Premi bisa kembali seratus persen*, sekaligus juga kamu dan keluarga dapat perlindungan lebih baik. Mau tahu lebih lanjut mengenai BeSMART? Yuk, klik tautannya di sini!

*Sesuai syarat dan ketentuan yang berlaku

Tracking Edukasi Finansial: Menabung Cara Smart untuk Masa Depanmu

Bagikan
suka artikel ini :