Sebagai konsumen, kita punya power untuk ikut berpartisipasi dalam kepedulian terhadap lingkungan. Ya, memang sebagai individu, partisipasi kita masih dalam skala kecil – tapi bila semua konsumen bersatu, maka efeknya akan jadi besar, kan?

Earth Hour adalah salah satu simbol penting kelestarian alam

Setiap tahun pada tanggal 26 Maret, hadirnya “Earth Hour” yang bisa diartikan sebagai “Jam Kepedulian Bumi”, mengajak seluruh penduduk bumi untuk mematikan lampu dan listrik yang tak perlu selama satu jam.

“Earth Hour” adalah salah satu strategi sustainabilitas yang mengajar konsumen untuk menghemat listrik dan sumber daya.

Apa itu sustainabilitas?

Dalam ekologi, keberlanjutan (bahasa Inggris: sustainablity), berasal dari kata 'sustain' yang artinya 'berlanjut' dan 'ability' yang artinya 'kemampuan'; yaitu sebuah sistem biologis yang tetap mampu menghidupi keanekaragaman hayati dan produktivitas tanpa batas.

Sustainabilitas adalah tatacara melakukan bisnis, produksi, distribusi dan pemasaran yang mentaati kode etik ramah lingkungan dan tidak membahayakan bagi manusia.

Mengapa harus memilih produk yang punya sustainabilitas tinggi? Jawabannya, karena dengan adanya tingkat sustainabilitas yang baik akan memastikan bahwa perusahaan dapat beroperasi untuk generasi mendatang dan perusahaan yang berkelanjutan akan menjaga kelestarian lingkungan dengan mematuhi kode etik eco-friendly.

Nah, pilihan-pilihan kita sebagai konsumen, sudah sepatutnya didasari oleh beberapa hal penting, terutama aspek sustainabilitas.

Bagaimana melakukannya dengan mudah? Simak beberapa cara unik membuat pilihan sustainable yang lebih bijak sebagai konsumen berprinsip hidup “Green Consumer”.

Konsumsi Makanan dan Minuman

Kurangi konsumsi daging merah, coba jadi vegetarian sekali seminggu

Daging sapi dan produk susu serta turunannya seperti mentega dan keju, punya andil sebanyak 14,5 persen menghasilkan emisi gas yang berikan efek rumah kaca berujung pemanasan global.

Karena itulah, mengurangi konsumsi daging merah dengan mencoba jadi vegetarian sekali seminggu saja, adalah salah satu cara unik dan mudah dijalankan untuk menjadi Green Consumer.

Pilih protein yang bersumber dari bahan makanan nabati

Kalau kamu ragu mencoba go vegan sekali seminggu karena kuatir kekurangan protein, itu tandanya kamu kurang piknik. Tidak makan daging, tidak lantas kurang protein, dong!

Apalagi, di Indonesia banyak makanan berbahan nabati yang juga lezat dan kaya protein: tahu dan tempe contohnya.

Nasi putih is lyfe

Sebelum pesimis tak bisa mengurangi makan daging, jangan lupakan bahwa Indonesia juga punya berbagai masakan tradisional yang lezat dan minim daging, lho. Mulai dari gado-gado, gulai nangka, sayur asem, tumis kangkung, dan tentunya makanan pokok kebanggaan warga +62: nasi putih!

Nasi putih is lyfe, ya kan? Beri warna-warni di piring makanmu dengan mengonsumsi empat sehat lima sempurna sebagai tambahan nasi putih.

Prioritaskan membeli bahan pangan produksi lokal ketimbang yang diimpor

Indonesia berada di garis katulistiwa, kekayaan bumi Nusantara luar biasa beragam dan tak habis-habis. Karena itu, prioritaskan membeli bahan pangan produksi lokal ketimbang yang diimpor. Selain harganya lebih murah, jejak karbonnya pun jauh lebih sedikit ketimbang barang impor, yang harus menempuh ribuan kilometer untuk sampai ke tanganmu.

Jangan membuang-buang makanan, kreatiflah untuk daur ulang sisa masakan

Ada sisa nasi atau mie? Kreasikan jadi nasi goreng telur atau mie goreng Jawa. Sisa buah? Jadikan salad buah. Roti tawar sudah kering? Sulap jadi puding roti.

Asalkan kita mau kreatif sedikit dan punya prinsip “makanan pantang dibuang”, kita sudah berpartisipasi selangkah lebih jauh menjadi “Green Consumer”.

Pilih gerai kopi dan teh yang sustainable dan punya etika bisnis bertanggungjawab

Penggemar kopi dan teh pasti tak bisa melewatkan sehari pun tanpa ngopi dan ngeteh santai. Kebanyakan orang Indonesia saat ini suka minum minuman yang sedang kekinian, diperkirakan, ada hampir lima ribu gerai kafe di Indonesia yang menyajikan berbagai minuman serta camilan hits di seluruh pelosok negeri. Saat pandemi, bisnis kedai kopi bertumbuh pesat dengan bantuan sistem pesan antar kurir instan.

Nah, sebelum memesan jatah kopi atau minuman hari ini, tak ada salahnya sebagai konsumen kita cari tahu juga mengenai brand gerai tersebut. Siapa perusahaan di baliknya, seperti apa prinsip bisnis mereka, dan darimana mereka mencari sumber bahan minuman mereka? Apakah mereka menerapkan konsep ethical source, yang berarti menghormati lingkungan, alam dan kondisi pekerjanya?

Langkah ini juga penting diterapkan, mengingat begitu banyaknya penikmat kopi dan teh di dunia – bersama-sama, kita dapat membuat gelombang perubahan besar.

Bijaksana menggunakan energi dan sumber daya

Prioritaskan transaksi online banking dan administrasi digital yang bebas kertas

Penghematan penggunaan kertas adalah satu langkah menjadi Green Consumer. Kertas terbuat dari olahan kayu pohon, sehingga produksi kertas menyebabkan penebangan pohon lebih banyak. Beralih ke online banking maupun sistem administrasi digital adalah salah satu cara menghemat penggunaan kertas.

Hemat listrik dengan berbagai cara

Punya dana lebih? Beli panel solar yang memungkinkan rumah untuk menghasilkan energi listrik dari pancaran sinar matahari.

Tapi, bila tidak, cukup dengan meminimalisir penggunaan AC dan pemanas air, serta rajin matikan lampu maupun alat elektrik yang sedang tidak dibutuhkan.

Investasi di lampu LED berdaya rendah

Lampu LED berdaya rendah, tapi kekuatan sinarnya setara lampu neon biasa. Ganti lampu-lampu di rumah dengan LED, untuk hemat listrik dalam jangka waktu panjang.

Smart traveling: hemat biaya dan ramah lingkungan

Car-pooling / sharing kendaraan

Ingatkah dulu di tahun 1980an dan 1990an, banyak sekolah memberlakukan sistem jemputan. Anak-anak yang rumahnya searah, akan berbagi jemputan untuk ke sekolah.

Nah, berlakukan hal yang sama di masa kini. Cari rekan sekantor yang rumahnya satu area supaya bisa berbagi kendaraan ke kantor.

Ikut gerakan Bike to Work

Jarak rumah ke kantor ternyata tak jauh-jauh amat? Yuk, ikut gerakan Bike to Work. Naik sepeda ke kantor, sudah diterapkan di berbagai kota di dunia, termasuk di Jakarta sekalipun.

Kuncinya: berangkat lebih pagi dan bawa baju ganti serta peralatan mandi untuk bebersih badan di kantor, karena naik sepeda jelas termasuk olahraga yang akan bikin pelakunya berkeringat.

Jalan-jalan dalam negeri saja

Indonesia tak kalah indahnya dari negeri-negeri tetangga. Jelajahi negara kita yang kaya dengan obyek wisata alam mempesona, yang bisa dijangkau lewat perjalanan darat. Lebih hemat biaya dan jejak emisi karbonnya lebih rendah tentu.

Misalnya, kereta api dari Jakarta hingga Jogja yang pemandangannya sangat memukau. Atau road trip sampai ke Taman Nasional Baluran yang sering dijuluki “Savana Afrika Nusantara” di ujung timur terjauh di Pulau Jawa.

Produk fashion dan aksesoris

Pakaian bekas jangan dibuang, daur ulang saja!

Pakaian bekas jangan langsung dibuang begitu saja. Kamu punya dua pilihan: mendaur ulang dengan memodifikasi kegunaan atau menambahkan elemen, misalnya mengubah jaket jeans lama jadi vintage lewat sentuhan manik-manik, ataupun mengalihfungsikan gaun-gaun jadul menjadi lap kain.

Donasikan perlengkapan yang masih layak pakai

Perlengkapan yang masih layak pakai – baik itu baju, sepatu, tas maupun aksesoris lain, bisa didonasikan kepada panti asuhan atau ke lembaga kemanusiaan. Tapi, sebelum memberi, pastikan semua masih layak digunakan, ya.

Beli second hand di garage sale

Barang bekas justru sekarang sering jadi incaran para kolektor. Barang seken bisa didapat dengan harga miring di berbagai garage sale lewat fitur Marketplace di jejaring sosial, atau lewat situs e-commerce lainnya.

Cuci baju dengan air dingin saja

Meski setelan di mesin cuci punya mode “mencuci dengan air panas”, ternyata, menyetel mesin cuci dengan setingan mode 40 derajat Celsius memakan jauh lebih banyak energi listrik. Jadi, sebaiknya, pakai air dingin saja, kecuali memang bila terpaksa harus mencuci seprai, pakaian ataupun handuk yang luar biasa kotor.

 

Penting sekali untuk mengedukasi konsumen masa kini akan pentingnya menjatuhkan pilihan bijak untuk mendukung brand dan produk yang sustainable, karena bumi memang cuma satu, jadi, sudah jelas adalah kewajiban kita sebagai penghuninya untuk turut serta menjaga kelestarian tempat tinggal kita.

 

 

Ikut melindungi bumi: YES, mulai melindungi diri sendiri: YES BANGET!

Ikut berpartisipasi melindungi bumi dan alam adalah hal positif yang bisa kamu lakukan mulai dari sekarang. Tapi, jangan lupakan juga perlindungan untuk diri sendiri, ya!

Melindungi diri dan kesehatan tentunya harus jadi perhatian utama, apalagi bila kamu sudah berkeluarga, sebab yang namanya penyakit bisa datang kapan saja. Apakah kamu tertarik untuk tahu lebih lanjut bagaimana kamu bisa menciptakan jaring proteksi sepanjang waktu bagimu dan orang-orang tersayang di sekelilingmu? GMS solusinya!

Kini, Generali Indonesia menghadirkan Asuransi Tambahan Generali Medical Solution yang dapat dipilih oleh nasabah dalam merencanakan perlindungan kesehatan untuk diri sendiri dan keluarga tercinta. Asuransi Tambahan Generali Medical Solution memberikan perlindungan kesehatan menyeluruh untuk Nasabah yang memerlukan perlindungan kelas satu.

Dilengkapi dengan fasilitas pembayaran biaya perawatan sesuai tagihan dengan fasilitas cashless di jaringan rumah sakit rekanan, hingga wilayah pertanggungan sampai dengan seluruh dunia, GMS juga meng-cover perawatan berbagai penyakit kritis.

Ingin mulai menambahkan GMS ke program asuransimu? Kamu bisa berkonsultasi dengan Agen Generali yang terdekat di kotamu, lewat tautan berikut ini.

Tracking Be A Green Consumer: yuk, jadi pembeli yang sadar lingkungan

Bagikan
suka artikel ini :