Di masa sekarang ini, banyak orang yang jadi senang meng-upload aktivitas mereka saat berolahraga ke media sosial. Mulai dari para seleb baik itu seleb lokal maupun internasional, banyak yang berbondong-bondong menjadi coach olahraga, praktisi yoga, maupun memajang makanan serta kebiasaan bergaya hidup sehat. Bahkan, tak jarang, kawan-kawan di lingkaran pertemanan kita sendiri juga mendadak menjadi praktisi hidup sehat. Berbagai tagar seperti #HidupSehat, #FitnessChallenge, #PushUpChallenge bertebaran di medsos.

Sejak pandemi, aktivitas olahraga orang Indonesia memang meningkat

Sejak mulainya pandemi lebih dari 2 tahun lalu, ternyata 1 dari 5 orang Indonesia yang sebelumnya tidak pernah olahraga, lantas memutuskan untuk mulai olahraga secara rutin. Ini sebetulnya hal yang positif. Kemudian, mayoritas orang Indonesia yang sebelumnya sudah rutin berolahraga, ternyata tetap rajin bahkan meningkatkan intensitas olahraganya di rumah.

Lewat YouTube atau berbagai aplikasi fitness di ponsel, semua orang pun dapat berolahraga dari rumah sendiri.

Kemampuan semua orang berbeda

Manusia sebagai makhluk sosial punya tendensi untuk mengalami FOMO (Fear of missing out alias takut ketinggalan), wajar saja kalau kita pun tergerak untuk ikut-ikutan olahraga.

Faktanya, masing-masing individu berbeda. Kemampuan tubuh, kondisi fisik dan berbagai aspek yang berbeda-beda membuat kita tak bisa menyamaratakan diri dengan selebgram maupun praktisi olahraga profesional.

Sayangnya, kita sering melupakan hal ini. Seleb di media sosial yang punya “body goals” lantas jadi panutan, sehingga kita jadi minder, kemudian terobsesi ingin menjadi seperti selebgram tersebut dan memforsir diri untuk olahraga terlalu banyak.

Oh, memangnya kita bisa ya, olahraga terlalu banyak?

Tentu saja bisa. Olahraga menghasilkan pelepasan hormon endorfin yang membuat kita merasa puas dan bahagia. Kamu pastinya pernah, selesai olahraga, merasa capek tapi bangga karena sudah gerak badan. Nah, rasa happy ini lantas membuat kita ketagihan. Olahraga lantas jadi candu, ditambah dengan keinginan untuk mencapai body goals sesuai selebgram panutan di media sosial.

Ternyata, banyak orang yang lantas jadi "kecanduan" olahraga. Ini sifat manusia juga, tidak pernah atau sulit merasa puas. Selalu ingin lebih dan lebih lagi.

Padahal, tubuh pun punya batasan-batasan yang tak boleh dilewati. Ingin punya abs alias otot perut yang keren, semangat ingin menurunkan berat badan, bukan berarti lantas jadi semakin lean, semakin kurus, ini bisa berbahaya untuk kesehatan.

Rajin olahraga YES, over-exercising NO

Bagaimana mengenali lima tanda bahwa kamu terlalu banyak olahraga dan tubuh perlu beristirahat?

Beberapa tanda-tanda di bawah ini menunjukkan bahwa kamu perlu mengurangi porsi berolahraga dan menambahkan waktu istirahat yang cukup supaya tubuh punya waktu berbenah diri.

1. Kamu merasa lelah dan nyeri di sekujur badan, sepanjang waktu

Memforsir otot untuk olahraga terlalu banyak dan terlalu lama membuat jaringan otot tersebut tak punya waktu diperbaiki kembali oleh tubuh.

2. Merasa ngantuk terus-menerus

Apakah kamu merasa ngantuk terus menerus, tak enak badan seperti yang dirasakan menjelang sakit? Tapi kamu sebetulnya tidak sakit. Ini bisa merupakan salah satu tanda-tanda bahwa kamu terlalu banyak lakukan olahraga.

3. Kadar lemak tubuh terlalu rendah

Ladies, ketahuilah bahwa tubuh wanita butuh punya lemak. Tubuh wanita didesain untuk mengandung dan melahirkan, karenanya bila kamu masih ada keinginan punya anak nantinya, jangan memforsir diri sampai kadar lemak tubuh jadi drop terlalu rendah.

Seorang wanita umumnya punya 21-31 persen lemak di tubuh, yang dibutuhkan untuk jalankan berbagai fungsi, termasuk keseimbangan hormon. Bila kadar lemak ini jatuh terlalu rendah, memang otot perut alias abs akan muncul terlihat, tapi ini akan berbahaya untuk sistem reproduksi kamu. 

4. Capek atau kesal bahkan sebelum mulai olahraga

Terlalu banyak memforsir diri saat olahraga dapat mempengaruhi tingkat hormon stres pada tubuh. Hormon kortisol ini bisa membuat mood jadi jelek: capek duluan atau kesal, bahkan sebelum mulai berolahraga.

5. Jadi malas sekali untuk berolahraga lagi

Kebanyakan work out bisa juga jadi sumber hilangnya motivasi dan antusiasme untuk sekedar berolahraga kembali. Terlalu kuatir tentang porsi olahraga yang dijalani, dapat membuat hormon kacau. Ini mengakibatkan rasa depresi dan kecewa pada diri sendiri yang berujung malah jadi semakin malas gerak badan.

6. Insomnia

Olahraga dengan cukup membuat tidur jadi nyenyak, terlalu banyak olahraga akan membuat tubuh lelah dan malah jadi sulit pejamkan mata.

7. Performa turun

Biasanya bisa lari 5 kilometer dalam waktu 20 menit? Lalu sekarang bahkan baru 1 kilometer saja sudah lelaaah sekali? Ini tanda kamu perlu mengevaluasi, apakah kamu terlalu banyak olahraga.

8. Berat badan malah naik

Serius, ini adalah salah satu efek kebanyakan olahraga. Kamu jadi malah terpacu ingin makan terus menerus, yang akibatkan berat badan malah naik.

9. Imun tubuh melemah

Olahraga memperkuat sistem imun tubuh, tapi kalau tidak dilakukan berlebihan. Sebab, terlalu banyak olahraga membuat tubuh malah sibuk perbaiki otot terus-terusan, sehingga imun malah menurun.

10. Inflamasi

Inflamasi disebabkan oleh banyak hal. Nah, karena over-exercising bisa membuat imun tubuh melemah, konsekuensinya, tubuh dapat lebih mudah terserang inflamasi.

 

Tekun boleh, memforsir diri, jangan!

Tekun berolahraga boleh saja. Tapi, jangan terlalu memaksakan diri, ya. Ingatlah bahwa atlit sekalipun adalah manusia biasa, apalagi kamu yang bukan atlit! Olahraga harus dibawa senang, karena tujuannya untuk menyehatkan tubuh dan pikiran.

Saat olahraga malah membuatmu merasa jenuh dan tak lagi membawa kegembiraan, itu artinya sudah saatnya memberi tubuh waktu istirahat yang diperlukan.

Istirahat sesuai kebutuhan badan. Bila nanti tubuh sudah mendapat waktu break yang diperlukan, dengan sendirinya semangatmu untuk kembali berolahraga akan pulih, dan kamu bisa mulai work out kembali dengan hati yang riang.

 

Lindungi diri sendiri dengan jaring proteksi terbaik

Mulai memperhatikan kesehatan sendiri dan seluruh keluarga, harus jadi prioritas utama. Mulailah memberikan hadiah terbaik bagi kamu dan orang-orang yang terpenting dalam hidupmu, dengan memberikan perlindungan lewat asuransi kesehatan.

Perlindungan sepanjang waktu dalam bentuk asuransi kesehatan ini akan selalu ada untuk kamu di situasi seperti apapun, memberi dukungan dan memproteksi kamu beserta orang-orang yang terpenting dalam hidupmu. Kamu tertarik untuk tahu lebih lanjut bagaimana kamu bisa menciptakan perlindungan sepanjang waktu bagimu dan keluarga tersayang? GMS solusinya!

Kini, Generali Indonesia menghadirkan Asuransi Tambahan Generali Medical Solution yang dapat dipilih oleh nasabah dalam merencanakan perlindungan kesehatan untuk diri sendiri dan keluarga tercinta. Asuransi Tambahan Generali Medical Solution memberikan perlindungan kesehatan menyeluruh untuk Nasabah yang memerlukan perlindungan kelas satu.

Dilengkapi dengan fasilitas pembayaran biaya perawatan sesuai tagihan dengan fasilitas cashless di jaringan rumah sakit rekanan, hingga wilayah pertanggungan sampai dengan seluruh dunia, GMS juga meng-cover perawatan berbagai penyakit kritis.

Ingin mulai menambahkan GMS ke program asuransimu? Kamu bisa berkonsultasi dengan Agen Generali yang terdekat di kotamu, lewat tautan berikut ini.

Tracking Rajin olahraga YES, over-exercising NO. Kenali batasannya!

Bagikan
suka artikel ini :