Tuberkulosis (TB) adalah penyakit menular yang biasanya menyerang paru-paru penderitanya. Penyakit ini bisa dengan mudah menular melalui percikan atau droplet air liur penderitanya yang mengandung bakteri. Untuk ulasan lebih lengkap mengenai penyakit tuberkulosis, mulai dari gejala hingga cara mencegah penyebaran tuberkulosis, yuk simak penjelasannya berikut ini.

Apa Itu Penyakit Tuberkulosis? 

Tuberkulosis merupakan penyakit menular yang ditandai dengan infeksi pada paru-paru dan jaringan tubuh lainnya. Meskipun umumnya menyerang paru-paru, namun infeksi TB juga bisa menyerang organ lain seperti tulang belakang, otak, dan ginjal. TB ini sendiri merupakan infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. 

Cara penularan tuberkulosis bisa terjadi dengan begitu mudah. Menurut World Health Organization (WHO) penularan TB terjadi saat penderita bersin, batuk, atau bahkan sekadar bicara, droplet atau percikan kecil air liur yang mengandung bakteri penyebab TB bisa terhirup oleh orang lain. Alhasil, bakteri yang terkandung dalam droplet tersebut menginfeksi paru-paru dan penularan pun terjadi. 

Baca Juga : Tips jitu melawan flu dan batuk saat cuaca tak menentu

Gejala Tuberkulosis 

Penyakit tuberkulosis dibedakan ke dalam 2 tipe, yakni tuberkulosis laten (latent TB) dan tuberkulosis aktif (active TB). Untuk tuberkulosis laten sendiri tidak menimbulkan gejala apapun, berbeda dengan tuberkulosis aktif yang bisa menimbulkan gejala. Simak berikut ini gejala dari tuberkulosis aktif tersebut. 

  1. Batuk terus-menerus yang berlangsung selama lebih dari 3 minggu. 

  2. Batuk disertai dengan dahak, yang terkadang mengandung darah. 

  3. Turunnya berat badan. 

  4. Keringat berlebihan di malam hari.

  5. Suhu tubuh yang tinggi. 

  6. Lelah dan lemas setiap waktu. 

  7. Kehilangan nafsu makan. 

  8. Pembengkakan di leher. 

Jenis-Jenis Tuberkulosis 

Seperti yang disebutkan sebelumnya, ada 2 jenis atau tipe penyakit tuberkulosis, yakni tuberkulosis laten dan tuberkulosis aktif. Secara garis besar, perbedaan antara kedua jenis tuberkulosis ini terdapat pada aktivitas bakteri penyebab TB yang menginfeksi. Simak penjelasan mengenai jenis-jenis tuberkulosis tersebut di bawah ini. 

  1. Tuberkulosis Laten (Latent TB

Tuberkulosis laten merupakan tipe TB di mana sudah terjadi infeksi bakteri penyebab TB di dalam tubuh, namun tidak ada gejala yang ditimbulkannya. Hal ini disebabkan karena sistem imun tubuh membangun dinding di sekitar jaringan paru-paru dengan menggunakan bakteri TB tersebut. Akibatnya, bakteri TB pun tidak bisa bereplikasi dan menimbulkan kerusakan lebih jauh.

Disebabkan karena tidak adanya gejala yang muncul, orang-orang bahkan tidak sadar kalau dirinya menderita tuberkulosis. Pun begitu, bakteri penyebab TB tetap hidup di dalam tubuh, namun tidak ada risiko menularkan infeksi laten ini pada orang lain. Orang yang menderita tuberkulosis laten tetap memerlukan pengobatan meskipun tidak bergejala. 

  1. Tuberkulosis Aktif (Active TB)

Saat sistem imun tubuh melemah akibat penyakit ataupun pengonsumsian obat-obatan tertentu, sistem imun pun tak bisa lagi menekan keberadaan bakteri penyebab TB. Alhasil, bakteri penyebab TB yang menginfeksi pun mereplikasi diri dan menyebabkan timbulnya gejala. Pada kondisi inilah tuberkulosis yang diderita disebut dengan tuberkulosis aktif. 

Tanpa adanya intervensi medis pada orang yang mengalami infeksi bakteri penyebab TB, diperkirakan 5 hingga 10 persen-nya akan menderita tuberkulosis aktif. Adapun kemungkinan menderita tuberkulosis aktif lebih tinggi risikonya pada orang dengan sistem imun tubuh yang lemah, anak-anak, orang tua, serta orang yang mengalami infeksi pada 2 hingga 5 tahun sebelumnya.

Baca Juga : Haruskah Minum Obat Begitu Terkena Demam, Flu, atau Batuk?

Faktor Risiko Tuberkulosis 

  1. Kontak dengan teman, rekan kerja, atau anggota keluarga yang menderita tuberkulosis aktif. 

  2. Bepergian ke negara atau area di mana kasus tuberkulosis tinggi. 

  3. Bekerja sebagai petugas kesehatan yang melayani pasien dengan risiko TB yang tinggi. 

  4. Merokok aktif.

Diagnosis Tuberkulosis 

  1. Tes Mantoux 

Tes Mantoux merupakan salah satu cara mendiagnosa keberadaan bakteri penyebab TB di dalam tubuh. Tes ini dilakukan dengan cara menginjeksikan cairan khusus ke dalam kulit lengan bawah. Setelah 2 hingga 3 hari, akan dicek pembengkakan di lengan tersebut. Jika hasilnya positif, maknanya tubuh sudah terinfeksi bakteri penyebab TB. 

  1. Cek Darah 

Selain tes Mantoux, cek darah juga dilakukan untuk mendiagnosis penyakit tuberkulosis. Cek darah yang dilakukan disebut interferon-gamma release assays (IGRAs), di mana nantinya akan dilakukan pengukuran atas respons saat protein TB dicampurkan dengan sedikit darah yang diambil. 

Cara Pengobatan Tuberkulosis 

Pengobatan yang diberikan pada pasien TB akan disesuaikan dengan infeksi TB yang dialami. Jika pasien menderita tuberkulosis laten, maka dokter biasanya akan memberikan obat-obatan untuk membunuh bakteri penyebab TB, agar infeksi yang terjadi tidak menjadi aktif. Obat yang diberikan bisa berupa isoniazid, rifapentine, atau rifampin, baik dikonsumsi terpisah dan dikombinasikan. 

Sedangkan jika pasien diketahui menderita tuberkulosis aktif, obat-obatan yang umum diberikan seperti ethambutol, isoniazid, pyrazinamide, dan rifampine. Obat-obatan tersebut wajib diminum selama 6 hingga 12 bulan, hingga akhirnya pasien dipastikan telah terbebas dari infeksi bakteri penyebab TB.

Cara Mencegah Penyebaran Tuberkulosis 

  1. Mencuci tangan secara rutin dan menyeluruh. 

  2. Menutup mulut saat batuk, bersin, ataupun tertawa.

  3. Gunakan masker.

  4. Menghindari kontak langsung dengan orang lain saat menderita tuberkulosis aktif. 

  5. Mengonsumsi obat-obatan yang diresepkan oleh dokter.

  6. Berdiam di rumah, tidak bekerja atau sekolah, hingga dinyatakan boleh oleh dokter.

  7. Isolasi diri dan tidur di ruangan terpisah dengan anggota keluarga yang lain.

  8. Pastikan sirkulasi udara di kamar lancar.

Itulah tadi ulasan mengenai tuberkulosis, mulai dari gejala tuberkulosis, jenis-jenisnya, hingga cara untuk mencegah penyebarannya. Saat gejala tuberkulosis mulai terdeteksi, segera periksakan diri ke dokter. 

Semakin cepat tuberkulosis ditangani, maka akan semakin cepat pasien penderita tuberkulosis sembuh dan terbebas dari infeksi bakteri penyebab TB tersebut. Alangkah baiknya jika kamu memproteksi diri dengan asuransi kesehatan Generali. Ada sampai 66 penyakit kritis yang dapat di-cover oleh Generali. 

Baca Juga : Apakah Batuk, Demam, dan Flu Selalu Dikaitkan Dengan Gejala Covid? Begini Cara Mengenalinya

Sumber

  • Mayo Clinic Team. Tuberculosis. Mayo Clinic. Diakses pada tanggal 26 Maret 2023 melalui https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/tuberculosis/symptoms-causes/syc-20351250
  • McIntosh, James. (2021, November 23). All you need to know about tuberculosis (TB). Medical News Today. Diakses pada tanggal 26 Maret 2023 melalui https://www.medicalnewstoday.com/articles/8856#prevention
  • NHS Team. Tuberculosis. NHS. Diakses pada tanggal 26 Maret 2023 melalui https://www.nhs.uk/conditions/tuberculosis-tb/
  • WebMD Editorial Contributors. (2022, Desember 03). Tuberculosis (TB). WebMD. Diakses pada tanggal 26 Maret 2023 melalui https://www.webmd.com/lung/understanding-tuberculosis-basics
  • Cleveland Clinic Team. Tuberculosis. Cleveland Clinic. Diakses pada tanggal 26 Maret 2023 melalui https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/11301-tuberculosis



Tracking Hati-hati, Ini Dua Jenis Tuberkulosis dan Cara Penularannya!
Bagikan
suka artikel ini :