Film-film superhero Marvel memang luar biasa - 23 film yang semua sukses, rasanya kita semua sudah pernah menonton sebagian besar dari jagat sinematik Marvel, dan begitu akrab dengan semua tokohnya - mulai dari para Avengers termasuk Iron Man, Spider-Man, Thor, Captain America dan Hulk, sampai Guardians of the Galaxy.

Salah satu resep kesuksesan film-film Marvel adalah jalan cerita yang dikemas dengan sederhana, tapi sekaligus juga penuh aksi dan kelucuan yang pas. Masing-masing tokohnya pun begitu dicintai oleh fans jagat sinematik Marvel. Nah, kali ini, kita akan bahas beberapa pelajaran hidup yang berharga dan inspiratif dari film-film superhero Marvel!

Iron Man - perbaiki dirimu sebelum memperbaiki dunia

Ketika Tony Stark diculik teroris dan terluka kritis oleh pecahan peluru dari senjata yang dibuat oleh Stark Industries yang notabene adalah perusahaan miliknya sendiri, Tony menyadari bahwa apa yang dilakukannya (menjual senjata berat kepada siapa saja) telah membuat dunia jadi tempat yang amat berbahaya. Karena ini, Tony pun bertobat dan berhenti memproduksi senjata. Kemudian, ia menciptakan baju besi Iron Man yang dilengkapi berbagai kecerdasan komputer yang luar biasa. Sebagai Iron Man, Tony pun membantu melindungi dunia dari berbagai kejahatan untuk menebus kesalahannya di masa lalu.

Tony Stark memperbaiki diri dan pribadinya sendiri sebelum menjadi Iron Man dan turut serta memperbaiki dunia. Sama seperti Tony, salah satu cara ikut berpartisipasi membuat dunia jadi lebih baik adalah dengan menjadi pribadi yang juga lebih baik - meski kita tidak punya kekayaan dan teknologi seperti layaknya Tony Stark, kita bisa memperbaiki pribadi kita dengan meditasi, yoga, praktek mindfulness dan selalu aktualisasi diri dengan mempelajari pengetahuan serta melakukan aktivitas baru yang positif. Dan sesuai dengan motto mens sana in corpore sano - dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat pula, berolahraga juga penting untuk rutin dilakukan supaya kesehatan mental dan fisik selalu seimbang.

Perbaiki diri kita sendiri, menjadi pribadi yang lebih baik, sabar, dewasa dan bijaksana, maka ada satu orang lagi yang siap menyebarkan kepositifan di dunia.

Captain America: The First Avenger - selalu bersikap baik kepada semua orang

Meski bertubuh kecil, kerempeng serta penyakitan, Steve Rogers berhasil lolos seleksi masuk sebagai tentara Amerika. Para atasannya terpesona dengan sifat Steve yang baik hati, loyal, ramah dan tak pernah menyerah - terutama, kebaikan hatinyalah yang membuat para atasan lantas memilih Steve untuk ikut berpartisipasi dalam program percobaan rahasia untuk menciptakan tentara super. Setelah disuntik dengan serum tentara super, Steve yang tadinya lemah jadi luar biasa kuat, tubuhnya yang kurus kecil bertambah tinggi dan kekar, semua penyakitnya hilang serta ia pun tak pernah menua. Tapi, sifat aslinya yang selalu baik hati tak pernah berubah, dan sebagai Captain America, Steve merupakan sosok yang patut jadi panutan karena selalu setia membela kebenaran.

Jadilah seperti Steve: punya hati yang bersih dan selalu berbuat kebaikan yang murni kepada semua orang, tanpa didasari motif apapun. Meski kita suatu hari nanti memiliki power - bukan sekedar kekuatan fisik semata, tapi lebih kepada kekuasaan uang atau kekayaan atau posisi yang memungkinkan kita mengontrol hidup orang lain, kita tetap harus mempertahankan sikap rendah hati dan selalu menunjukkan kebaikan kepada semua orang tanpa pandang bulu, karena kebaikan tak pernah salah.

Avengers: Age of Ultron - gunakan teknologi digital dengan bijaksana

Setelah para Avengers berhasil mengambil kembali tongkat ajaib Loki dari tangan Hydra, Tony Stark dan Bruce Banner alias Hulk, menemukan sebuah bentuk intelegensia artifisial di dalam batu Infinity jiwa dan menggunakannya untuk melengkapi Ultron, sistem perlindungan bumi yang diciptakan oleh Tony. Sayangnya, Ultron ternyata bersifat jahat dan menganggap bahwa satu-satunya jalan untuk melindungi bumi adalah dengan memusnahkan seluruh umat manusia - dan mengakibatkan berbagai bencana serta kekacauan di seluruh dunia.

Nah, pelajaran yang bisa kita ambil dari sini: berhati-hatilah dengan dunia maya, dan selalu gunakan teknologi digital dengan bijaksana. Meski kita bukan Tony atau Bruce yang bermain-main dengan teknologi serta kekuatan super dunia maya, saat ini kita cenderung menyimpan data-data penting di dunia digital, lewat jangkauan ponsel dan komputer. Selalu waspada akan kejahatan di dunia maya dengan terus melindungi data diri dan informasi sensitif pribadi dengan rajin menjalankan antivirus di komputer, mengganti password secara berkala, sampai dengan rajin meng-update perangkat dengan sistem keamanan terbaru, supaya penjahat di internet tidak bisa leluasa menggunakan identitas kita.

Captain America: Civil War - komunikasi adalah kunci dari segalanya

Setelah kekacauan yang terjadi di film Avengers: Age of Ultron, PBB kemudian mendirikan sebuah badan pengawasan bagi para Avengers. Steve Rogers lalu bertentangan pendapat dengan Tony Stark, karena Steve menganggap bahwa badan pengawasan tersebut hanya akan membuat Avengers tunduk dan terkungkung oleh berbagai birokrasi peraturan pemerintah, sedangkan Tony, yang masih merasa bersalah soal Ultron, mendukung sepenuhnya inisiatif badan pengawasan ini. Ketika sebuah bom meledak di konferensi PBB dan menewaskan Raja T'Chaka, ayah dari Black Panther yaitu Pangeran T'Challa, situasi memanas dan Avengers pun pecah menjadi dua bagian - satu bagian yang dipimpin Tony, dan bagian lain yang dikepalai oleh Steve, saling berperang melawan satu sama lain.

Pesan moral yang bisa kita dapatkan disini: komunikasi adalah segalanya. Komunikasi yang tidak baik antara Tony dan Steve telah merusak persahabatan mereka dan membuat Avengers, yang sebelumnya merupakan sebuah tim tangguh yang teramat solid, lantas terbelah dua dan saling bermusuhan.

Saat konflik terjadi pada kita, baik itu antara keluarga, teman atau rekan di kantor, alih-alih saling memusuhi dan bertengkar tanpa henti, jalinlah komunikasi yang baik. Memang, saat bersilang pendapat atau kesal, tak mudah untuk berbicara baik-baik. Tenangkan diri, dinginkan kepala dan berdiskusilah secara dewasa dari hati ke hati untuk mencari solusi yang win-win, alias tepat bagi semua pihak - karena bertengkar saja tidak akan menyelesaikan masalah. Memang komunikasi saat konflik sulit dilakukan, tapi dengan sedikit usaha, tak ada yang tak mungkin!

Spider-Man: Homecoming - kita semua butuh mentor

Di bawah pengawasan mentornya, Tony Stark alias Iron Man, Peter Parker membagi waktu antara sekolah di SMU unggulan di New York dengan latihan menjadi superhero Spider-Man. Tony menganggap Peter masih terlalu "hijau" untuk diikutsertakan dalam pekerjaan serius yang membutuhkan tanggungjawab besar, sedangkan Peter sendiri merasa bahwa dia sudah dewasa dan sanggup mengerjakan hal-hal lain yang lebih keren ketimbang hanya sekedar menjaga keamanan di lingkungan tempat tinggalnya. Sampai perseteruan dengan geng kriminal membuat Peter jadi ceroboh bertindak sendiri, gagal melawan penjahat dan berakibat hampir tenggelamnya kapal ferry berisi ratusan penumpang. Atas kejadian ini, Tony, sang mentor, luar biasa murka dan menyita kostum teknologi super Spider-Man milik Peter. Peter menyadari kesalahannya dan kemudian berhasil memberantas geng kriminal tersebut dengan kecerdikan dan keberaniannya...sehingga Tony pun akhirnya luluh dan mengajak Peter bergabung bersama Avengers - yang sayangnya dirasa oleh Peter belum tepat waktu, sehingga Peter akhirnya menolak bergabung karena masih ingin mencoba melindungi lingkungan tempat tinggalnya di New York sebagai latihan supaya lebih matang dan lebih bijak saat beraksi sebagai pahlawan super.

Kita semua butuh mentor - tak hanya Spider-Man, saat memilih jalan karir, mentor yang bijak dan berpengalaman bisa lebih baik mengarahkan kita untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Ini caranya untuk menemukan mentor untuk membina kita dalam karir dan pekerjaan.

Avengers: Infinity War/Endgame: pentingnya merawat alam dan mencintai bumi kita

Thanos beranggapan bahwa overpopulasi penduduk-lah yang merusak Planet Titan, planet asalnya. Seumur hidupnya ia dedikasikan untuk memenuhi ambisi menemukan seluruh batu Infinity untuk memusnahkan setengah dari populasi makhluk di seluruh jagat raya. Apa alasannya? Supaya ada cukup sumber daya alam untuk keberlangsungan masa depan bagi setengah dari populasi yang tetap hidup di alam semesta. Yah, tentu saja Thanos tak memikirkan betapa sedihnya para penghuni dunia yang tersisa, karena kehilangan sanak keluarga dan kawan-kawan tercinta!

Memang sih solusi Thanos terlalu ekstrim - tapi, problem keterbatasan sumber daya alam benar-benar nyata, lho. Umat manusia saat ini terus menerus menggerus bumi, alam dan sumber dayanya, merusak ekosistem yang telah ada selama jutaan tahun, dengan terus berkembang biak dan menambah populasi penduduk dunia. Banyak yang perlu kita rubah disini - mulai dari memanfaatkan teknologi dan produk-produk yang lebih ramah lingkungan sampai dengan menghemat listrik dan air. Karena, satu langkah kecil bila dilakukan oleh seluruh penduduk bumi, akan menjadi besar pengaruhnya!

Nah, itu tadi beberapa pelajaran hidup berharga yang bisa kita petik dari jagat sinematik Marvel. Weekend ini, tak ada salahnya untuk nonton kembali beberapa film di atas, supaya nilai moral positif semakin kita dapatkan. Anak-anak yang sudah berusia di atas 7 tahun pun boleh diajak nonton, asalkan kita sebagai orangtua selalu mendampingi anak untuk memberi penjelasan saat diperlukan.

 

Bagaimanakah terobosan aplikasi dan teknologi masa kini dapat mengubah rumah kita menjadi "rumah pintar"? Temukan informasi paling update seputar teknologi disini:

Jaga kesehatan mental dengan bantuan teknologi terkini

Amankan uangmu dengan bantuan teknologi

Pangkas biaya listrik dan hemat hingga 15% dengan teknologi pintar yang ramah lingkungan 

Tracking Pelajaran hidup positif dari film-film superhero Marvel
Bagikan
suka artikel ini :