Lebaran sebentar lagi! Setelah dua tahun terbelenggu pandemi, tahun ini, Coronavirus COVID-19 telah berangsur-angsur dinyatakan turun status dari pandemi menjadi endemi di seluruh dunia – tak terkecuali bagi Indonesia. Bepergian jadi lebih mudah, perjalanan domestik tak lagi butuh tes Antigen Rapid melainkan hanya bukti vaksin – dan keharusan menjalani karantina pun dihilangkan bagi pelaku perjalanan luar negeri.

Berencana mudik setelah dua tahun absen, saat Lebaran kali ini?

Yess, kamu tidak sendirian. Sepertinya, jutaan warga +62 pun punya pikiran sama denganmu – setelah 2 tahun kita tak dapat merayakan Lebaran di kampung halaman, tahun ini pemerintah Indonesia sepertinya akan memberi izin asalkan kita sudah divaksin lengkap termasuk booster / vaksin ketiga.

Traveling kembali aktif, saatnya liburan!

Satu-satunya hal yang kita beli dengan uang tapi dapat membuat kita lebih kaya, adalah traveling. Rajin bepergian membuat mindset kita lebih terbuka, mengajari kita lebih banyak adaptasi dan belajar berbagai budaya baru dari seluruh dunia.

Tak terkecuali saat ini. Bila kamu tak ingin mudik, kamu mungkin juga merencanakan berlibur maupun melancong ke destinasi wisata lainnya. 2 tahun WFH dan #DiRumahAja, mudah-mudahan tahun ini ada kesempatan untuk kamu kembali berwisata ya!

Tips traveling aman dan tetap “Eco-Friendly” di New Normal setelah pandemi

Cara berpikir banyak orang sudah berubah saat hadirnya pandemi. Nah, kalau dulu-dulu orang kurang peduli lingkungan, semenjak COVID-19, orang semakin mempertimbangkan berbagai faktor saat traveling, termasuk masalah keamanan dan kenyamanan, serta faktor keramahan terhadap lingkungan berikut sustainabilitasnya saat lakukan perjalanan.

Nah, apa saja tips amannya untuk bepergian lebih aman dan tetap Eco-Friendly setelah pandemi? Yuk, baca sampai selesai artikel dan infografis besutan Generali Indonesia ini.

Gaya traveling yang aman dan Eco-Friendly untuk mudik Lebaran

Traveling di New Normal setelah pandemi: tips jalan-jalan yang aman, nyaman dan ramah lingkungan

Apa itu jejak karbon?

Jejak karbon (“Carbon Footprint”) adalah jumlah total emisi karbon dioksida yang dilepaskan ke atmosfir dari segala aktivitasmu sehari-hari. Tentu saja, jumlah totalnya tergantung dari berbagai faktor, mulai dari cara kamu bepergian sampai dengan bagaimana kamu menggunakan listrik dan energi di rumahmu. Setiap perubahan, sekecil apapun, ternyata bisa berarti untuk lestarinya bumi.

Pilih jenis transportasi yang lebih sustainable / lebih ramah lingkungan

Bila memungkinkan, pilih jalur transportasi darat ketimbang udara, ya. Contohnya, kamu bisa pilih naik bus antarkota atau kereta api bila akan melakukan perjalanan domestik. Atau, road trip sekalian dengan mobil pribadi!

Bila kamu terpaksa harus naik pesawat, maka usahakan memilih penerbangan langsung tanpa transit dan di waktu siang hari, sebab jejak karbonnya lebih sedikit ketimbang penerbangan malam hari.

Cobalah untuk juga membawa barang sedikit saja – karena, muatan kargo lebih berat artinya juga kapal terbang butuh energi lebih, dan menggunakan bahan bakar lebih banyak.

Akomodasi yang lebih eco-friendly

Banyak hotel dan penginapan sekarang bersifat eco-friendly. Sebelum melakukan reservasi penginapan, ada baiknya kamu cari tahu dulu mengenai sustainabilitas penginapan tersebut. Apakah menggunakan panel solar untuk memanfaatkan tenaga matahari? Apakah mereka mendaur ulang sampah? Kirim email ke reservasi hotel untuk cari tahu sebelum lakukan booking.

Lebih banyak jalan kaki / gunakan transportasi umum

Menjelajahi tempat liburan / destinasi wisata akan lebih berkesan dengan jalan kaki atau menggunakan transportasi umum. Selain ramah lingkungan, juga membuat kamu lebih sehat.

Kalau ternyata berjalan kaki tidak memungkinkan, sedapat mungkin, cobalah menggunakan jalur transportasi umum yang tersedia – bus Transkota, metro di Jakarta, atau sistem ojek online / taksi online yang juga hemat biaya.

Wisata kuliner lokal, yuk!

Makanan serta bahan pangan ternyata juga punya andil kontribusi jejak karbon. Maka, bijaksanalah dengan memilih untuk wisata kuliner lokal, sebab makanan lokal tentunya punya jejak karbon lebih sedikit karena tak menempuh perjalanan jauh untuk sampai ke piringmu.

Juga, hindari memesan makanan terlalu banyak, prioritaskan yang betul-betul kamu inginkan dan sudah pasti akan dihabiskan, sehingga tidak menimbulkan sampah makanan lebih banyak (plus, kamu juga bisa hindari kenaikan berat badan berlebih!).

Hindari penggunaan plastik

“SAY NO TO PLASTIC” – alih-alih menggunakan bubble wrap, kantong plastik atau kemasan plastik lainnya untuk membungkus oleh-oleh, gunakan kertas koran bekas atau bungkus saja oleh-oleh di dalam pakaian kotor. Lebih praktis dan ramah lingkungan!

 

Selalu sehat dan penuh semangat menjelang Hari Kemenangan!

Menjelang Lebaran, tetap semangat dan jaga kondisi agar selalu fit, ya! Tentunya dengan mengonsumsi makanan sehat dan menjalankan kebiasaan-kebiasaan baik seperti olahraga ringan meski sedang berpuasa dan mencukupi istirahat.

Gimana dengan proteksi kesehatan yang memadai, kamu sudah punya atau belum? Apakah kamu tertarik untuk tahu lebih lanjut bagaimana kamu bisa menciptakan perlindungan kesehatan bagimu dan orang-orang tersayang di sekelilingmu? GMS solusinya!

Kini, Generali Indonesia menghadirkan Asuransi Tambahan Generali Medical Solution yang dapat dipilih oleh nasabah dalam merencanakan perlindungan kesehatan untuk diri sendiri dan keluarga tercinta. Asuransi Tambahan Generali Medical Solution memberikan perlindungan kesehatan menyeluruh untuk Nasabah yang memerlukan perlindungan kelas satu.

Dilengkapi dengan fasilitas pembayaran biaya perawatan sesuai tagihan dengan fasilitas cashless di jaringan rumah sakit rekanan, hingga wilayah pertanggungan sampai dengan seluruh dunia, GMS juga meng-cover perawatan berbagai penyakit kritis.

Ingin mulai menambahkan GMS ke program asuransimu? Kamu bisa berkonsultasi dengan Agen Generali yang terdekat di kotamu, lewat tautan berikut ini.

Tracking Gaya traveling yang aman & Eco-Friendly untuk mudik Lebaran
Bagikan
suka artikel ini :