Membangun portfolio investasi untuk pertama kalinya dapat terasa menantang, terutama jika kamu baru memulai perjalanan investasi kamu. Namun, dengan pemahaman yang tepat tentang pengertian portofolio investasi dan pendekatan yang terstruktur, memulai investasi portofolio tidak sesulit yang kamu bayangkan. Artikel ini akan menjadi panduan langkah demi langkah untuk membantu kamu membangun contoh portofolio investasi pertama kamu secara mudah, meskipun kamu memulai dari nol.

Investasi tidak hanya terbatas bagi mereka yang memiliki modal investasi besar atau pengetahuan keuangan yang mendalam. Dengan adanya berbagai pilihan aset investasi yang terjangkau dan mudah diakses, setiap orang dapat memulai perjalanan investasi mereka, terlepas dari latar belakang keuangan atau pengalaman sebelumnya. Artikel ini akan memberdayakan kamu dengan pengetahuan dan strategi yang diperlukan untuk membuat keputusan investasi yang bijak dan membangun portofolio keuangan yang sesuai dengan tujuan portofolio keuangan kamu.

 

1. Memahami Dasar dari Investasi

Saat mulai terjun ke dunia investasi, langkah pertama adalah memahami konsep portofolio dan apa yang ingin kamu capai melalui investasi. Portofolio adalah kumpulan berbagai aset keuangan seperti saham, obligasi, reksa dana, atau ETF, yang dimiliki dan dikelola untuk mencapai tujuan keuangan tertentu. Portofolio memungkinkan kamu mengatur aset dengan cara yang sesuai dengan profil risiko dan tujuan investasi kamu, seperti pertumbuhan jangka panjang, pendapatan tetap, atau perlindungan nilai uang dari inflasi.

Tujuan utama dari investasi adalah menumbuhkan nilai aset kamu seiring waktu. Investasi memberi kesempatan untuk mencapai kebebasan finansial, menyiapkan dana pensiun, atau bahkan membangun kekayaan untuk diwariskan. Namun, investasi bukan cara cepat untuk menjadi kaya. Hasil yang signifikan biasanya memerlukan waktu, kesabaran, dan strategi yang baik.

Penting juga untuk memiliki ekspektasi yang realistis. Kamu tidak selalu akan mendapatkan keuntungan besar, terutama dalam waktu singkat. Pasar investasi bersifat fluktuatif—ada saat nilai investasi kamu meningkat, tetapi ada juga kemungkinan nilai tersebut menurun. Faktor seperti kinerja pasar, ekonomi global, dan kondisi perusahaan atau penerbit aset sangat memengaruhi hasil investasi. Oleh karena itu, memahami risiko adalah kunci sebelum memulai.

Risiko dalam investasi dapat bervariasi tergantung pada jenis aset yang dipilih. Saham, misalnya, memiliki potensi keuntungan tinggi tetapi juga fluktuasi harga yang signifikan. Obligasi, di sisi lain, cenderung lebih stabil dengan pendapatan tetap, tetapi risikonya adalah jika penerbit obligasi gagal membayar. Sementara itu, produk seperti reksa dana atau ETF menawarkan diversifikasi, yang dapat mengurangi risiko karena aset kamu tersebar di berbagai instrumen. Namun, tetap saja, tidak ada investasi yang benar-benar bebas risiko.

Selain itu, penting untuk mempertimbangkan toleransi risiko pribadi kamu. Apakah kamu nyaman dengan fluktuasi nilai investasi dalam jangka pendek demi potensi keuntungan besar di masa depan? Atau apakah kamu lebih menyukai investasi yang lebih stabil dengan hasil yang mungkin lebih moderat? Jawaban atas pertanyaan ini akan membantu menentukan strategi portofolio yang paling sesuai.

Hal lain yang perlu diingat adalah investasi membutuhkan disiplin. Jangan tergoda untuk terlalu sering melakukan transaksi hanya karena perubahan kecil di pasar. Investasi yang berhasil membutuhkan waktu, evaluasi, dan pengelolaan portofolio secara berkala.

Dengan pemahaman yang baik tentang portofolio, tujuan utama investasi, dan risiko yang mungkin dihadapi, kamu dapat membangun strategi investasi yang tidak hanya sesuai dengan kebutuhan finansial, tetapi juga memberikan rasa aman di tengah ketidakpastian pasar.

 

2. Menentukan Tujuan Investasi

Sebelum memulai investasi, penting untuk menetapkan tujuan portofolio investasi yang jelas. Tujuan investasi akan menjadi pedoman dalam membangun portofolio investasi yang sesuai dengan kebutuhan dan prioritas keuangan kamu.

Beberapa contoh tujuan investasi yang umum adalah:

  1. Akumulasi Kekayaan: kamu mungkin ingin membangun kekayaan untuk masa depan, seperti membeli rumah, membiayai pendidikan anak, atau persiapan pensiun.

  2. Perencanaan Pensiun: Investasi dapat membantu kamu mengakumulasikan dana yang cukup untuk memenuhi kebutuhan keuangan di masa pensiun.

  3. Tujuan Jangka Pendek: kamu mungkin memiliki tujuan jangka pendek seperti tabungan untuk liburan, renovasi rumah, atau membeli kendaraan baru.

  4. Lindung Nilai terhadap Inflasi: Investasi dapat membantu melindungi daya beli kamu dari efek inflasi dengan memberikan return investasi yang lebih tinggi daripada tabungan biasa.

Tujuan portofolio investasi yang jelas akan membantu kamu menentukan alokasi aset yang sesuai, memilih instrumen investasi yang tepat, dan mengelola risiko dengan lebih baik. Selain itu, tujuan investasi juga akan membantu kamu tetap fokus dan disiplin dalam mengelola portofolio keuangan kamu.

 

3. Memilih Instrumen Investasi yang Sesuai

Setelah menetapkan tujuan portofolio investasi, langkah berikutnya adalah memilih instrumen investasi yang paling sesuai dengan kebutuhan dan profil risiko kamu. Berikut beberapa opsi yang dapat dipertimbangkan, terutama untuk investor pemula:

Reksa Dana Indeks (Index Funds)
Reksa dana indeks dirancang untuk mencerminkan kinerja indeks pasar tertentu, seperti Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Indonesia atau S&P 500 di Amerika Serikat. Salah satu contoh reksa dana indeks di Indonesia adalah Reksa Dana Indeks Syailendra IDX30 yang mengikuti kinerja 30 saham paling likuid di IHSG. Produk ini memberikan diversifikasi luas dengan biaya pengelolaan rendah, menjadikannya pilihan menarik untuk pemula yang ingin memulai investasi dengan risiko terkendali.

Reksa Dana Target Tertentu (Target-Date Funds)
Reksa dana dengan target tertentu, seperti reksa dana untuk tahun pensiun, dirancang untuk menyesuaikan alokasi aset secara otomatis seiring waktu. Contohnya adalah produk-produk dari perusahaan investasi global seperti Vanguard Target Retirement Funds atau Fidelity Freedom Funds. Di Indonesia, kamu dapat mencari reksa dana yang menawarkan penyesuaian portofolio untuk tujuan jangka panjang tertentu, seperti dana pensiun atau pendidikan anak.

Saham Dividen (Dividend Stocks)
Saham dividen adalah saham dari perusahaan yang rutin membagikan dividen kepada pemegang saham. Contoh perusahaan di Indonesia yang dikenal membagikan dividen secara konsisten adalah Bank Central Asia (BBCA) atau Telkom Indonesia (TLKM). Di pasar internasional, perusahaan seperti Coca-Cola atau Procter & Gamble juga dikenal sebagai penghasil dividen yang stabil. Saham-saham ini cocok untuk kamu yang mencari pendapatan pasif sekaligus potensi pertumbuhan modal jangka panjang.

Reksa Dana Obligasi (Bond Funds)
Reksa dana obligasi menginvestasikan dana dalam obligasi pemerintah, obligasi perusahaan, atau instrumen utang lainnya. Di Indonesia, salah satu contohnya adalah Reksa Dana Obligasi Mandiri Investa Dana Obligasi Seri A yang berinvestasi pada Surat Berharga Negara (SBN) dan obligasi korporasi. Jika kamu mengutamakan stabilitas dan pendapatan tetap, produk seperti ini dapat memberikan hasil yang lebih stabil dibandingkan saham.

Dalam memilih instrumen investasi, pastikan kamu mempertimbangkan tujuan finansial, toleransi risiko, dan jangka waktu investasi. Misalnya, jika tujuanmu adalah mempersiapkan dana pensiun jangka panjang, reksa dana indeks atau saham dividen mungkin lebih sesuai. Namun, jika kamu membutuhkan pendapatan tetap dalam waktu dekat, obligasi atau reksa dana obligasi bisa menjadi pilihan yang lebih baik.

 

4. Diversifikasi dan Pengelolaan Risiko

Mengelola risiko dan diversifikasi adalah kunci untuk membangun portofolio investasi yang solid dan berkelanjutan. Diversifikasi membantu mengurangi risiko dengan menyebar investasi kamu di berbagai aset, sektor, dan wilayah geografis.

Salah satu cara untuk mendiversifikasi portofolio kamu adalah dengan mengalokasikan aset di berbagai kategori investasi, seperti saham, obligasi, dan instrumen pasar uang. Ini dikenal sebagai alokasi aset.

Contoh alokasi aset yang umum untuk investor pemula adalah:

  • Portofolio Konservatif: 20% saham, 60% obligasi, 20% instrumen pasar uang

  • Portofolio Moderat: 40% saham, 40% obligasi, 20% instrumen pasar uang

  • Portofolio Agresif: 60% saham, 30% obligasi, 10% instrumen pasar uang

Alokasi aset yang tepat untuk kamu akan bergantung pada faktor-faktor seperti tujuan investasi, toleransi risiko, dan horizon waktu investasi. Semakin tinggi toleransi risiko kamu, semakin besar porsi yang dapat kamu alokasikan untuk aset berisiko seperti saham.

Selain alokasi aset, diversifikasi juga dapat dicapai dengan berinvestasi di berbagai sektor industri, wilayah geografis, dan gaya investasi (seperti pertumbuhan atau nilai). Ini akan membantu mengurangi risiko yang terkait dengan satu sektor atau wilayah tertentu.

Rebalancing adalah proses penyesuaian alokasi aset dalam portofolio kamu untuk mempertahankan diversifikasi yang diinginkan. Ini dilakukan dengan menjual aset yang telah tumbuh di atas alokasi target dan membeli aset yang telah turun di bawah alokasi target. Rebalancing secara teratur dapat membantu mengelola risiko dan mempertahankan portofolio yang seimbang.

 

5. Memulai dengan Jumlah Kecil dan Konsisten

Memulai investasi tidak berarti kamu harus memiliki jumlah modal yang besar. kamu dapat memulai dengan jumlah yang kecil dan meningkatkannya secara bertahap seiring waktu. Ini dikenal sebagai dollar-cost averaging, di mana kamu berinvestasi dalam jumlah tetap secara berkala, terlepas dari kondisi pasar.

Dollar-cost averaging membantu mengurangi risiko dengan membeli lebih banyak unit investasi saat harganya rendah dan lebih sedikit saat harganya tinggi. Strategi ini juga membantu mengurangi tekanan psikologis dari mencoba untuk "membeli di bawah" atau "menjual di atas" pasar.

Selain itu, konsistensi dalam kontribusi investasi adalah kunci untuk membangun kekayaan jangka panjang. Bahkan dengan jumlah kontribusi yang kecil, efek dari pertumbuhan majemuk (compounding) dapat menghasilkan pertumbuhan yang signifikan dalam jangka panjang.

Kamu dapat memulai dengan menyisihkan sebagian dari penghasilan kamu setiap bulan untuk investasi, bahkan jika jumlahnya kecil. Semakin dini kamu memulai, semakin besar manfaat yang kamu dapatkan dari pertumbuhan majemuk.

 

6. Membangun Portfolio Investasi dan Monitoring

Membangun portofolio investasi adalah proses berkelanjutan yang memerlukan pemantauan dan penyesuaian secara teratur. Pasar keuangan selalu berfluktuasi, dan kebutuhan serta tujuan keuangan kamu mungkin berubah seiring waktu.

Secara berkala, kamu harus meninjau kinerja portofolio kamu dan mengevaluasi apakah alokasi aset dan pilihan investasi masih sesuai dengan tujuan investasi kamu. Jika terjadi pergeseran yang signifikan, kamu mungkin perlu melakukan rebalancing untuk mempertahankan diversifikasi dan profil risiko yang diinginkan.

Selain itu, penting untuk memantau biaya investasi kamu, seperti biaya transaksi, biaya manajemen, dan biaya lainnya. Biaya yang tinggi dapat mengurangi pengembalian investasi kamu secara signifikan dalam jangka panjang.

Jika kamu mengalami perubahan signifikan dalam situasi keuangan atau tujuan investasi, kamu mungkin perlu menyesuaikan strategi investasi kamu. Misalnya, jika kamu mendekati usia pensiun, kamu mungkin ingin mengurangi eksposur risiko dalam portofolio kamu dan beralih ke investasi yang lebih konservatif.

Teruslah belajar dan mengikuti perkembangan terbaru dalam dunia investasi. Semakin banyak pengetahuan yang kamu miliki, semakin baik kamu dapat mengelola portofolio investasi kamu secara efektif.

 

Capai Tujuan Keuangan dengan Investasi

Membangun portofolio investasi pertama kamu mungkin terlihat menantang, tetapi dengan pendekatan yang tepat, kamu dapat memulainya dengan mudah. Dengan memahami konsep-konsep dasar investasi, menetapkan tujuan investasi yang jelas, memilih instrumen investasi yang sesuai, menerapkan prinsip diversifikasi, memulai dengan kontribusi kecil dan konsisten, serta memantau dan menyesuaikan portofolio secara teratur, kamu akan berada di jalur yang tepat untuk mencapai tujuan keuangan kamu.

Ingatlah bahwa investasi adalah perjalanan jangka panjang yang memerlukan kesabaran dan disiplin. Jangan biarkan ketakutan atau ketidakpastian menghambat kamu untuk memulai. Dengan mengikuti panduan ini, kamu akan memiliki fondasi yang kuat untuk membangun portofolio investasi yang sehat dan berkelanjutan..

 

 

Referensi:

Investopedia (2023) "How to Build Your First Investment Portfolio"

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) (2022) "Panduan Investasi untuk Pemula"

Morningstar (2023) "Beginner’s Guide to Building an Investment Portfolio"

Fidelity (2023) "Steps to Building Your First Investment Portfolio"

Bareksa (2023) "Langkah-langkah Membuat Portofolio Investasi yang Optimal untuk Pemula"

Bagikan
suka artikel ini :