Jumlah UKM dan UMKM di Indonesia terus bertambah. Menurut laporan Kementerian Koperasi dan UKM Indonesia, ada lebih dari 64 juta UKM dan UMKM di negara kita pada tahun 2021. Dan nyaris seperlima dari mereka, yaitu sebanyak 12 juta (13 persen dari keseluruhan) UKM dan UMKM sudah “melek digital” dalam artian, mereka punya eksistensi di dunia maya dan menggunakan teknologi untuk menjalankan bisnis pemasarannya (data Februari 2021).

Memang, terjun menjadi pebisnis dan memulai usaha sendiri sebagai UKM maupun UMKM punya banyak keuntungan. Mulai dari fleksibilitas waktu, kebebasan mengelola usaha dari mana saja, dan tidak adanya keterikatan dengan tempat kerja.

Sebagai pengusaha UKM ataupun UMKM, kamu pun punya kebebasan penuh atas usahamu: berhasil atau tidaknya semua tergantung dari diri kamu sendiri.

Siapakah yang disebut dengan “solopreneur”?

“Solopreneur” adalah seorang pengusaha atau pebisnis yang mendirikan usaha dan menjalankan perusahaan secara mandiri. Bila entrepreneur adalah pengusaha secara umum yang mungkin punya tim tersendiri untuk membantunya menjalankan usaha, seseorang yang disebut solopreneur melakukan semua sendiri: mulai dari perencanaan business plan, mendirikan perusahaan, sampai melakukan kegiatan sales dan marketing.

Kebebasan menjadi seorang solopreneur tentunya tidak hadir tanpa tanggung jawab yang cukup besar. Ini beberapa hal yang bisa menentukan sukses atau tidaknya seorang solopreneur, yang patut kamu cermati sebelum terjun sendiri ke dunia bisnis.

Misalnya, para agen Generali rata-rata bekerja secara individual, sehingga mereka bisa dikategorikan sebagai solopreneur.

Ini 4 hal yang harus diketahui siapa saja yang ingin menjadi solopreneur.

1. Perencanaan dan pengelolaan keuangan yang baik

Sebagai seorang solopreneur, merencanakan dan mengelola pos-pos keuangan sangat penting. Ini adalah penentu kelancaran jalannya bisnis yang kamu miliki.

Seorang solopreneur diharuskan memiliki catatan keluar dan masuk kas yang rapid an disusun teratur, sehingga memudahkan audit di kemudian hari.

Sebagai solopreneur, tanggung jawabmu mencakup beberapa hal di bawah ini:

  • Membuat dan mengirimkan tagihan pembayaran atas barang atau jasa ke klien
  • Mencatat pengeluaran dan pemasukan serta tanggal dan detil masing-masingnya
  • Memilah pengeluaran pribadi dan pengeluaran untuk ongkos usaha
  • Menghitung dan menyetorkan kewajiban pajak kepada negara

Sebaiknya, pisahkan rekening bank yang digunakan untuk keperluan pribadi dengan yang digunakan untuk berbisnis, agar lebih mudah mengatur arus kas.

Ada banyak perangkat lunak yang menyediakan aplikasi akuntansi perusahaan secara online, bahkan dengan bahasa Indonesia – seperti eCount ERP, Accurate, maupun Majoo. Kesemua software ini pun tersedia dalam bentuk aplikasi di ponsel, yang dapat diakses dari mana saja – manfaat yang memudahkan kamu sebagai solopreneur untuk terus mengelola bisnis dari rumah sekalipun.

Kemudian, terapkan kebiasaan untuk mengecek kas dan keuangan usahamu setiap hari. Sebagai pemilik usaha yang bekerja sendiri, kamu harus tahu berapa jumlah uang yang ada di kas perusahaan dan berapa yang akan masuk atau keluar dalam waktu dekat, setidaknya sebulan ke depan.

2. Menghindari rasa kesepian dan kejenuhan

Sebagai seorang pengusaha yang berjuang sendirian, tak dapat dipungkiri, rasa kesepian atau kejenuhan kadang muncul. Tanpa hadirnya partner bisnis di sisimu, bagaimana seorang solopreneur dapat mengatasi dua emosi negatif ini?

Jawabannya, dengan mencari kawan seperjuangan! Kamu tidak sendiri. Ada ratusan ribu, bahkan jutaan orang Indonesia yang juga menjalani hidup sebagai pemilik tunggal UKM atau UMKM.

Gabunglah ke forum-forum di internet atau grup di media sosial (Facebook, WhatsApp, Telegram) yang mewadahi para solopreneur Indonesia. Sekedar ajang perkenalan, tukar saran dan pikiran, sampai kopi darat, kamu bisa sharing keluh kesah sebagai pelaku bisnis solo.

Dari wadah perkumpulan solopreneur Indonesia ini pun, kamu dapat menemukan sejumlah kawan di bawah yang akan jadi suporter setiamu:

  • Sang penyemangat: seseorang yang akan selalu tetap memberimu semangat dalam keadaan apapun
  • Sang penantang: seseorang yang akan memberi kamu tantangan dan membantumu untuk berkembang menjadi pebisnis yang lebih baik
  • Sang penghubung: seseorang yang dapat memberimu akses ke berbagai hal yang kamu butuhkan selaku solopreneur
  • Sesama pejuang bisnis solo: seseorang yang sedang berada di titik yang sama denganmu saat ini
  • Sang mentor: seseorang yang punya pengalaman dalam bisnis serupa, yang juga dapat mengajari dan membimbingmu menuju kesuksesan

3. Fokus pada tujuan, jangan terbuai distraksi!

Tanpa adanya partner bisnis di sisimu, mudah sekali untuk gagal fokus pada tujuan. Banyak halangan, rintangan dan gangguan yang bisa membuatmu terdistraksi.

Untuk tetap fokus pada apa yang kamu cita-citakan, secara rutin buatlah perencanaan jangka waktu tertentu yang harus diperbaharui setiap jangka waktu tersebut berakhir. Tujuan jangka panjang bukan hal yang mudah dicapai, tapi dengan menuliskan langkah-langkah konkrit yang dapat diambil, kamu bisa terus maju di jalur yang tepat.

Perencanaan ini bisa dibuat setiap bulan, atau setiap kwartal. Cobalah untuk mencapai tujuan lebih kecil yang dituliskan di perencanaanmu, untuk berkembang sedikit demi sedikit.

4. Menghindari sindrom burn out

Punya peran penting dalam perusahaanmu dapat membuatmu merasa terpacu untuk terus berusaha keras dan bekerja, pada hari libur sekalipun.

Tapi, jangan sampai kamu terkena sindrom burn out juga, ya. Kamu tetap harus pandai membagi waktu antara pekerjaan dan kehidupan pribadi. Sebab, seorang pengusaha yang kelewat bekerja keras berlebihan, rawan terkena sindrom kelelahan ini. Dan karena kamu bekerja sendirian, bila kamu sakit atau stres, ini akan berimbas buruk pula pada perusahaanmu.

Bagi waktu dengan bijaksana. Sesuaikan jadwal harianmu, dan bekerjalah dengan porsi sepantasnya: cukup keras sehingga bisnis terus maju, tapi juga cukup istirahat menyegarkan pikiran agar tidak sampai stres karena kelelahan.

5. Paham seluk beluk pemasaran lewat digital

Di saat masa pandemi yang membuat orang kian sulit untuk bertemu tatap muka secara langsung, paham mengenai seluk beluk pemasaran lewat jalur digital sangat penting bagi seorang solopreneur.

Untuk tetap bisa memajukan bisnismu, pahami cara kerja media sosial seperti Instagram, Facebook bahkan Tiktok sekalipun. Dan manfaatkan jasa bertukar pesan instan seperti WhatsApp dan Telegram untuk meraih customer baru dan semakin mempererat hubungan dengan customer lama.

6. Buat rencana di masa depan

Rencana masa depan perlu diatur dari sekarang. Karena itu, mulailah belajar menghemat dan melakukan perencanaan keuangan yang bijaksana, sedari muda, sejak kamu masih dalam usia bekerja produktif.

Apa saja rencana masa depanmu sebagai seorang solopreneur? Tuliskan semua rencana tersebut di sebuah kertas dan mulailah memikirkan bagaimana kamu bisa mencapai semua tujuan hidup tersebut.

7. Lindungi dirimu sendiri

Bingung menentukan pilihan investasi yang sekaligus dapat memberi proteksi jiwa dan perlindungan kesehatan untukmu? iPlan dari Generali jawabannya. Mau tahu lebih lanjut mengenai iPlan? Hubungi agen asuransi Generali terdekat di kotamu.

Atau ingin mencoba menjadi solopreneur dengan bergabung menjadi agen asuransi Generali? Klik di tautan ini untuk tahu lebih lanjut bagaimana cara bergabung dengan kami dan mulai menjadi your own boss!

 

Naik jabatan atau buat impian mulai bisnis sendiri jadi nyata dengan bantuan tips kami tentang sukses di kantor dan pekerjaan:

Temukan Mentor yang tepat untuk kelancaran karir dan bisnismu!

Metode efektif untuk selalu produktif di kantor: yuk, coba hari ini juga!

Cara meningkatkan keberhasilan presentasi di kantor

Tips tetap produktif saat bekerja dari luar kantor

Tracking Menjadi Solopreneur: ini 7 tips penting yang perlu diketahui

Bagikan
suka artikel ini :