Mengelola keuangan untuk perencanaan masa depan tentu sangat penting. Dana darurat dan asuransi menjadi dua pilihan populer yang banyak masyarakat gunakan untuk mengamankan finansial. Bagi yang memiliki finansial sehat dan mampu bisa saja memiliki keduanya agar keuangan lebih aman.

Namun bagi kamu yang sulit untuk memiliki keduanya, bisa pilih salah satu saja sudah cukup. Mana yang lebih diprioritaskan?  Simak dulu perbedaan keduanya agar bisa memilih mana yang sebaiknya didahulukan.

Perbedaan Dana Darurat dan Asuransi

Sebagian orang mungkin sering bingung mana yang lebih penting, apakah memiliki tabungan darurat atau memiliki asuransi? Sebelum memilih, kenali dulu perbedaan kedua instrumen tersebut.

1. Tingkat likuiditas

Tabungan darurat berupa uang cash disimpan dalam rekening khusus agar tidak tercampur dengan dana lain dan tidak seenaknya diambil ketika butuh uang untuk hal-hal yang tidak bersifat darurat. Dana ini biasanya disimpan dalam produk keuangan yang mudah diakses dan likuid.

Sifatnya yang cukup likuid membuat dana ini bisa dicairkan kapan saja ketika membutuhkan seperti saat sakit atau mengalami kecelakaan. Selain itu, dana ini juga lebih fleksibel dalam penggunaannya. kamu bisa mencairkan dana sebagai dana cadangan dan pengeluaran tak terduga.

Fungsi sebagai dana cadangan artinya tabungan darurat ini bisa saja kamu gunakan untuk mengganti pemasukan karena kehilangan pekerjaan, rotasi jabatan ke luar kota, PHK, dan lain sebagainya. Tabungan darurat juga bisa berfungsi sebagai dana untuk biaya-biaya tak terduga, contohnya biaya berobat, perbaikan kendaraan, ganti genteng pecah, perbaikan pompa air, dan lain-lain.

Sedang tingkat likuiditas asuransi tentu di bawah tabungan darurat. Contohnya saja asuransi jiwa yang hanya bisa dicairkan ketika tertanggung meninggal dunia atau saat masa kontrak asuransi sudah habis.

Di sisi lain, manfaat asuransi juga tergantung dari jenis polis yang dibeli. Jika biaya yang timbul adalah biaya-biaya yang masuk dalam pengecualian atau tidak tertanggung asuransi, maka kelebihan biaya-biaya tersebut ditanggung dengan uang pribadi.

2. Manfaat uang pertanggungan

Memiliki tabungan darurat memang lebih fleksibel dan lebih likuid dibanding asuransi. Namun jenis dana ini tidak memiliki manfaat uang pertanggungan. Jadi misalnya saat sakit, maka semua biaya-biaya yang muncul sepenuhnya ditanggung dengan uang sendiri.

Mungkin kamu sudah mengumpulkan dananya di tabungan darurat. Namun bisa saja biaya pengobatan dari rumah sakit lebih besar dan dapat menghabiskan semua tabungan darurat yang sudah kamu kumpulkan.

Sedangkan pada asuransi kesehatan, kamu akan mendapatkan pertanggungan yang jumlahnya hingga miliaran Rupiah setiap tahunnya. Total nilai pertanggungan yang dibayarkan asuransi pun biasanya lebih besar dari jumlah premi yang telah dibayarkan. Keuntungannya adalah asuransi bisa menawarkan ganti rugi yang lebih besar jumlahnya dibandingkan tabungan darurat kamu yang terbatas oleh jumlah saldo.

3. Manfaat Investasi

Perbedaan berikutnya adalah pada segi manfaat investasi. Tabungan darurat bisa disimpan dalam bentuk penyimpanan yang likuid seperti tabungan bank, reksa dana pasar uang, dan deposito. Idealnya untuk jumlah dana yang disimpan adalah sebesar jumlah pengeluaran kamu untuk 6-12 bulan.

Biasanya untuk tabungan berjangka atau deposito memiliki bunga yang lebih tinggi dibandingkan tabungan biasa. kamu dapat memperoleh bunga deposito sebagai imbal hasilnya, begitu juga dengan reksa dana pasar uang yang bisa memberikan imbal hasil setiap tahun.

Manfaat investasi ini sebenarnya juga bisa diperoleh pada jenis asuransi tertentu. Contohnya adalah jenis asuransi unit link yang menawarkan manfaat investasi dan pada umumnya bisa dicairkan setelah beberapa tahun.

Namun kamu juga bisa menggunakan manfaat investasi dari asuransi unit link untuk cuti premi. Artinya, manfaat investasi ini digunakan ketika kamu tidak sanggup untuk membayar premi asuransi pada periode tertentu.

Prioritaskan Dana Darurat atau Asuransi?

Memiliki asuransi dan tabungan darurat dapat mengamankan keuangan kamu untuk jangka panjang. Apabila suatu hari muncul biaya di luar dugaan, maka kamu bisa menggunakan tabungan darurat yang lebih mudah dicairkan. Sedangkan saat kamu tiba-tiba sakit, maka asuransi dapat menanggung biaya pengobatannya.

Bagaimana jika sudah mendapatkan asuransi kesehatan dari pemerintah atau dari tempat kerja? Sebaiknya kamu tetap memiliki tabungan darurat meski sudah memiliki asuransi. Berikut beberapa alasan mengapa tabungan darurat sangat penting.

1. Tidak semua layanan kesehatan ditanggung asuransi

Asuransi mungkin tidak menanggung semua layanan kesehatan dari dokter, rumah sakit, atau fasilitas kesehatan yang kamu gunakan. Pada kondisi seperti ini, tabungan darurat akan sangat berguna karena kamu bisa membayar sendiri untuk layanan-layanan yang tidak ditanggung asuransi.

2. Ada batasan biaya kesehatan yang ditanggung asuransi

Alasan berikutnya adalah pertanggungan yang diberikan asuransi ada batasannya tergantung dari polis yang dibeli. Jika biaya rumah sakit kamu ternyata lebih besar dari jatah tahunan yang ditanggung oleh perusahaan asuransi, maka kamu akan memerlukan tabungan darurat yang sudah disimpan.

3. Dana bisa dicairkan kapan saja

Asuransi memberikan pertanggungan yang cukup besar. Namun kamu harus tetap memiliki tabungan darurat sehingga apabila suatu hari muncul biaya tidak terduga, kamu tidak perlu klaim asuransi. kamu bisa langsung cairkan tabungan darurat yang kamu miliki.

Itulah beberapa informasi mengenai dana darurat dan asuransi. Prioritas untuk masing-masing orang tergantung dari kebutuhan dan kondisi ekonomi, kamu perlu mengatur keuangan sedemikian rupa agar bisa memiliki keduanya.

Tracking Mana yang Lebih Penting, Dana Darurat atau Asuransi?
Bagikan
suka artikel ini :