Kanker paling umum pada pria: ketahui dan waspadai gejalanya

Di tahun 2020, 19,3 juta orang di seluruh dunia didiagnosa mengidap penyakit kritis kanker. Dan 10 juta orang meninggal dunia oleh karena berbagai macam kanker.

Di Indonesia sendiri, prevalensi penyakit kanker semakin meningkat dalam 10 tahun terakhir. Disinyalir bahwa peningkatan kasus kanker disebabkan gaya hidup yang kian mager alias sedentari, pola makan tak sehat, polusi udara dan air yang semakin parah, juga disebabkan faktor merokok dan stres berlebihan di tempat kerja – dan masih banyak lainnya.

Penjelasan mengenai penyakit kritis ini

Penyakit kanker merupakan penyakit tidak menular yang ditandai dengan adanya sel / jaringan abnormal yang bersifat ganas, tumbuh cepat tidak terkendali dan dapat menyebar ke tempat lain dalam tubuh penderita. Sel kanker bersifat ganas dan dapat menginvasi serta merusak fungsi jaringan tersebut. Penyebaran (metastasis) sel kanker dapat melalui pembuluh darah maupun pembuluh getah bening. Sel penyakit kanker dapat berasal dari semua unsur yang membentuk suatu organ, dalam perjalanan selanjutnya tumbuh dan menggandakan diri sehingga membentuk massa tumor.

Dalam perkembangannya, sel-sel kanker ini dapat menyebar ke bagian tubuh lainnya sehingga dapat menyebabkan kematian. Kanker sering dikenal oleh masyarakat sebagai tumor, padahal tidak semua tumor adalah kanker. Tumor adalah segala benjolan tidak normal atau abnormal. Tumor dibagi dalam 2 golongan, yaitu tumor jinak dan tumor ganas. Kanker adalah istilah umum untuk semua jenis tumor ganas.

Kanker atau tumor ganas bisa terjadi dimana saja dalam tubuh, bisa di paru-paru, otak, payudara, usus, prostat, kandungan, kulit bahkan di darah, dan bisa terkena pada perempuan dan laki-laki dengan usia yang paling sering diatas usia 40 tahun.

Prevalensi kanker berbeda antara pria dan wanita

Secara morfologis, wanita dan pria memang sudah jelas berbeda. Karena itu, prevalensi kanker pun sangat berbeda antara pria dan wanita.

Kanker paling umum yang diidap oleh wanita adalah kanker payudara, kanker rahim dan kanker mulut rahim. Sedangkan, pada pria yang paling umum didiagnosa adalah kanker paru-paru, kanker hati dan kanker prostat.

Di Hari Kanker Sedunia yang jatuh pada tanggal 4 Februari setiap tahunnya, Generali Indonesia mengajak kita semua untuk membaca artikel ini untuk menambah pengetahuan seputar kanker yang paling banyak terjadi pada para pria. Yuk, baca dengan seksama lalu bagikan kepada semua pria yang kita kenal, untuk meningkatkan kewaspadaan seputar kanker.

Statistik seputar penyakit kanker di Indonesia

Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) di tahun 2018 lalu menyatakan bahwa prevalensi kasus kanker kian meningkat di Indonesia, dan, parahnya, kasus-kasus ini terdeteksi ketika sudah di stadium lanjut.

Ini disebabkan, antara lain, karena kekurangan pengetahuan dan minimnya kesadaran untuk melakukan cek medis dan skrining sejak dini. Kanker memang momok menakutkan, dan saking menakutkannya, banyak sekali orang Indonesia yang memilih untuk menganggap kanker tidak ada dan lantas malas memeriksakan diri bila mengalami sakit – padahal, dengan mendeteksi lebih dini, maka kans untuk sembuh dari kanker jauh lebih besar pula, lho.

Nah, ternyata, 70 persen angka kematian akibat kanker terjadi pada negara berkembang atau "low middle income countries" (LMICs), salah satunya yaitu Indonesia.

Selain itu, berdasarkan data International Agency for Research on Cancer (IARC), pada tahun 2040, diperkirakan akan ada sekitar 29,5 juta kasus baru dan 16,3 juta kematian akibat penyakit kanker di dunia.

Angka kejadian tertinggi di Indonesia untuk laki-laki adalah kanker paru yaitu sebesar 19,4 per 100.000 penduduk dengan rata-rata kematian 10,9 per 100.000 penduduk, yang diikuti dengan kanker hati sebesar 12,4 per 100.000 penduduk dengan rata-rata kematian 7,6 per 100.000 penduduk.

Risiko kanker pada pria meningkat karena berbagai faktor

Seiring bertambahnya usia, maka risiko terkena penyakit kanker bertambah pula.

Beberapa faktor yang membuat risiko seorang pria terkena kanker semakin meningkat, di antaranya adalah:

  1. Berusia di atas 55 tahun

  2. Merokok aktif maupun pasif

  3. Sering minum alkohol berlebihan

  4. Kegemukan / obesitas

  5. Menderita diabetes

  6. Kurang tidur dan istirahat

  7. Gaya hidup sedentari

  8. Tidak pernah olahraga

  9. Makan tidak seimbang dan sering makan junk food

  10. Sering berganti-ganti pasangan untuk berhubungan seks

  11. Riwayat keluarga langsung yang menderita kanker (orangtua / kakak / adik kandung)

Kanker paling umum terjadi pada pria

Dan berikut ini adalah jenis-jenis kanker yang paling banyak terjadi pada pria.

1. Kanker paru-paru

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, persentase penduduk Indonesia dengan usia lebih dari lima tahun yang merokok sebesar 23,25 persen pada 2022. Meski angka itu turun 0,55% poin dari tahun lalu yang sebesar 23,78%, tetap saja ini artinya hampir 65 juta orang Indonesia ternyata merokok. Berdasarkan jenis kelaminnya, persentase laki-laki di dalam negeri yang merokok mencapai 46,68% dari seluruh populasi penduduk +62.

Dan, ternyata perokok Indonesia terbesar ketiga di dunia setelah India dan Cina. Yang lebih mengejutkan lagi, jumlah perokok laki-laki Indonesia adalah yang terbanyak di dunia. 3 di antara 5 pria Indonesia adalah perokok, kurang lebih 40 juta bila ditotalkan.

Karena itu, tak heran bahwa kanker paru-paru adalah kanker yang memakan jiwa terbanyak di Indonesia. Angka kasus kematian karena kanker paru-paru ini juga semakin diperparah oleh pandemi Coronavirus COVID-19.

Di Indonesia, pada tahun 2020, terdapat 34.783 kasus kanker paru-paru, dengan angka kematian akibat kanker ini yang meningkat hingga 18 persen dibandingkan tahun 2018.

Kanker paru menjadi penyebab sekitar 11 persen atau 2.206.771 kasus baru kanker dan kematian akibat kanker nomor satu di dunia dan di Indonesia. Sama halnya dengan catatan Global Burden of Cancer Study, berdasarkan data Globocan 2020, kanker paru-paru menjadi penyebab 8,8 persen atau 34.783 kasus baru di Indonesia.

Gejala kanker paru-paru yang perlu diwaspadai:

  • Terus menerus batuk yang semakin parah

  • Rasa nyeri di dada

  • Sering ngos-ngosan / napas pendek

  • Bunyi pernapasan berdesing / berdenging bila didengar dengan stetoskop

  • Batuk hingga mengeluarkan darah

  • Merasa lelah yang berkepanjangan

  • Tiba-tiba kehilangan berat badan secara drastis

  • Kelenjar getah bening bengkak di sekitar dada

2. Kanker liver / hati

Kanker hati, yang juga sering disebut sebagai kanker liver ("liver cancer") atau hepatoma adalah tumor ganas yang berasal dari sel hati (hepatosit).

Berdasarkan data dari Globocan di tahun 2019 lalu,ternyata kondisi kesehatan serius ini merupakan kanker dengan prevalensi kedua tertinggi di Indonesia, di bawah kanker paru. Angka kasus sebesar 12,4 per 100.000 penduduk dan angka kematiannya rata-rata 7,6 per 100.000 penduduk.

Gejala kanker hati mirip dengan gejala hepatitis atau inflamasi / peradangan hati yang disebabkan infeksi virus. Infeksi hepatitis yang tidak ditangani bisa berkembang menjadi kanker hati. Hepatitis B dan Hepatitis C adalah 2 infeksi hepatitis yang dapat menyebabkan kanker hati. Kedua jenis ini umumnya dapat memicu infeksi kronis selama lebih dari 6 bulan. Faktor risiko yang memicu Hepatitis B dan C berkembang lanjut menjadi kanker adalah, berjenis kelamin pria, usia 65 tahun ke atas, memiliki sirosis hati, mengonsumsi alkohol berlebihan dan menderita HIV.

Gejala kanker liver antara lain adalah yang perlu diwaspadai:

  • Nyeri pada perut

  • Perut membesar

  • Mudah memar dan perdarahan

  • Kulit dan mata menguning

  • Penurunan berat badan tiba-tiba tanpa sebab

  • Gejala lain yang mirip sakit maag

3. Kanker prostat

Prostat adalah suatu organ kelenjar yang membungkus saluran kemih (uretra) pada laki-laki. Kebanyakan penderita kanker prostat adalah laki-laki berusia 65 tahun ke atas. Meski begitu, tetap saja harus menerapkan kewaspadaan dan rajin skrining karena 10 persen dari kasus baru kanker prostat dialami oleh laki-laki berusia di bawah 55 tahun.

Kanker prostat memiliki kaitan erat dengan pengaruh genetik, jadi, bila ada anggota keluarga yang menderita kanker ini, risiko seorang pria akan meningkat.

Gejala kanker prostat yang perlu diwaspadai:

  • Sakit atau nyeri saat buang air kecil

  • Sulit menahan saat ingin buang air kecil

  • Cairan urine berdarah

4. Kanker kolorektal / usus besar

Jenis kanker berikut ini juga banyak terjadi pada pria – tak hanya di Indonesia saja tapi di seluruh dunia.

Obesitas, kurang olahraga, merokok, terlalu sering makan daging merah dan daging olahan, serta minum alkohol berlebihan, merupakan penyebab kanker kolorektal atau usus besar. Lakukan deteksi / skrining rutin mulai usia 50 tahun.

Gejala kanker usus yang perlu diwaspadai:

  • Sembelit. Sulit buang air besar karena tinja keras dan hanya buang air besar setiap 4 hingga 5 hari sekali, tidak setiap hari.

  • Diare sangat cair dan berkepanjangan.

  • Perubahan warna dan bentuk tinja – warna lebih gelap dan kecil-kecil encer.

  • Darah di tinja yang berwarna merah terang dan keluar terpisah dari tinja.

  • Pendarahan di rektum, darah keluar banyak tapi tanpa rasa nyeri.

  • Gas berlebihan, kembung.

  • Perut kram.

5. Kanker kulit / melanoma

Melanoma, atau kanker kulit yang bersifat kritis, ternyata punya pengaruh jauh lebih besar mengakibatkan kematian terhadap pria ketimbang terhadap wanita. Melanoma dapat terjadi kapan saja kepada siapa saja, tapi, risiko pria 2 kali lipat lebih besar terkena melanoma di usia 50 hingga 70 tahun. Sedangkan, di atas 70 tahun, kans pria mendapat kanker ini 3 kali lipat lebih besar dibanding wanita.

Gejala-gejala melanoma:

  • Kemunculan tahi lalat yang tidak normal

  • Muncul pigmen atau noda tak biasa pada kulit

  • Tahi lalat terasa perih

  • Pembengkakan kelenjar

  • Sesak napas

  • Nyeri tulang

Kurangi risiko dengan membuat pilihan lebih bijak dalam hidup

Itu tadi 5 kanker dengan prevalensi tertinggi pada pria, tak hanya di Indonesia tapi di seluruh dunia. Cukup menakutkan untuk dibaca memang, tapi lebih baik tahu dan waspada ketimbang hidup dalam denial dan tidak mau tahu sama sekali sehingga abai pada risiko-risiko yang kamu miliki.

Bagaimana dengan langkah pencegahannya? Nah, meski tidak ada cara pencegahan yang 100 persen efektif, kamu bisa menurunkan risiko kena kanker dengan membuat pilihan lebih bijak dalam hidup, terutama soal gaya hidup dan pola makan yang tepat.

Gaya hidup sehat dan pola makan seimbang dapat mengurangi risiko seseorang terkena kanker, baik ia pria maupun wanita. Meski ada kanker yang bersifat genetik, tapi sekali lagi, pilihan hidup yang lebih sehat membantu menurunkan risiko terkena penyakit apapun.

Tidak merokok (atau berhenti merokok), menjaga berat badan stabil di angka ideal hingga tidak kegemukan, menghindari stres, tidak minum alkohol dan rajin berolahraga merupakan upaya-upaya yang dapat dilakukan seseorang untuk mengurangi risiko terkena sakit kritis.

Terapkan gaya hidup sehat dari sekarang, sedari muda dan belum terkena penyakit apapun, jangan malas gerak dan terlalu sedentari, seimbangkan makananmu dengan memperbanyak protein, asupan vitamin dan mineral, serta mengurangi gula dan lemak jenuh yang tak baik untuk tubuh.

Yuk, ubah gaya hidup mulai dari hari ini, supaya selalu sehat dan bisa menikmati hidup semaksimal mungkin sampai golden age usia tua nanti. Semangat sehat!

#JadiLebihTangguh hidup lebih sehat dan bahagia

Ada banyak cara yang bisa kita tempuh demi mencapai mimpi dan ambisi unik masing-masing, mulai dari memprioritaskan kesehatan, menambah ilmu finansial, hingga meningkatkan skill dalam berkarir. Segala usaha yang kita lakukan untuk mencapai kesehatan, melalui pengobatan dan berbagai terapi, merupakan langkah penting dalam menjalani hidup yang berkelanjutan hingga hari tua. Kesehatan yang baik tidak hanya memberikan kenikmatan saat ini, tetapi juga memberikan ketenangan di masa mendatang.

Selain menjaga kesehatan, ada satu lagi hal yang tidak boleh terlupakan yaitu mempersiapkan proteksi diri. Lengkapi perlindunganmu dengan asuransi penyakit kritis dan #JadiLebihTangguh menghadapi risiko masa depan. Ingat, pemilihan proteksi tidak boleh sembarangan, harus Yang Unik Untukmu seperti solusi proteksi Generali Indonesia.

Generali Indonesia paham kamu butuh solusi Yang Unik Untukmu.



Baca lebih lanjut beberapa artikel yang mungkin menarik minat kamu:

Kanker: Fakta, FAQ, penyebab, pencegahan dan pengobatannya

Diet sehat di 2023 untuk kamu: Keto, DEBM, Paleo & Karnivor

Ini Dia Yang Perlu Kamu Ketahui Tentang Frugal Living dan Cara Menerapkannya

Inilah 5 Cara Ampuh Melepas Stres

Kerja Sesuai Passion atau Gaji Besar? Tentukan Pilihanmu!

Bagikan
suka artikel ini :