Belanja online memang mudah, apapun tinggal diklik, bayar dan barang datang diantarkan ke rumah kita. Berbagai toko online pun menawarkan cicilan bahkan pinjaman online untuk membeli apa saja yang kita mau. Tapi di saat sulit seperti masa pandemi global Coronavirus COVID-19 ini, dimana banyak dari kita mengalami pemotongan gaji maupun dirumahkan sepenuhnya, jangan sampai tergiur barang-barang yang tak perlu dan lantas jadi menambah hutang - sebab seringkali banyak orang yang mulai mencicil tanpa memperhitungkan kemampuan membayar, sehingga ujung-ujungnya bermasalah dalam pencicilan.

Selagi masih muda dan produktif, bebaskan diri dari hutang, baik itu hutang kartu kredit, hutang belanja online maupun cicilan pinjaman. Berikut ini beberapa cara cepat dan tepat untuk terbebas dari hutang.

1. Pelajari pola pengeluaran

Kumpulkan semua akun bank serta statement kartu kredit dan cek mutasi pengeluaran. Tandai pos-pos pemasukan dan pengeluaran yang bersifat reguler dan wajib. Pemasukan reguler misalnya gaji pokok dan penghasilan dari sumber lain seperti hasil investasi. Pengeluaran reguler contohnya biaya sewa rumah atau cicilan KPR, bayar listrik, asuransi dan biaya hidup serta transportasi. Lalu, pisahkan total pengeluaran reguler dengan pengeluaran yang bersifat sekali saja, seperti biaya makan di restoran, belanja baju atau hiburan lainnya.

2. Buat daftar hutang dan jumlahnya

Buat daftar hutang-hutang dan jumlah pembayaran yang masih tersisa, termasuk hutang pinjaman online, pinjaman ke teman atau saudara, hutang kartu kredit, cicilan mobil / motor / KPR atau cicilan lainnya. Untuk setiap hutang, tuliskan berapa banyak yang harus dibayarkan setiap bulan termasuk bunga dan denda keterlambatan. Ini akan memberikan kejelasan berapa jumlah uang yang harus dikeluarkan untuk pembayaran hutang.

Bila sudah tahu daftar hutang dan jumlah pembayaran bulanannya, bandingkan dengan pemasukan reguler bulanan dan marilah mulai untuk membuat strategi bagaimana membebaskan diri dari hutang dengan cepat dan tepat.

3. Buat prioritas

Prioritas utama untuk dibayar setiap bulannya adalah pos pengeluaran tetap bulanan seperti yang sudah dirinci di nomor 1 di atas. Setelah gaji dan penerimaan uang dipotong semua pengeluaran tetap yang jadi prioritas utama ini, sisihkan uang untuk membayar hutang. Urutkan hutang berdasarkan prioritas, utamakan yang bunganya paling besar untuk diselesaikan terlebih dulu. 

4. Tentukan batas pengeluaran

Memang pengeluaran tidak tetap atau tidak terduga jumlahnya akan berubah setiap bulan - tapi setelah menelaah pos-pos pengeluaran seperti di nomor 1 di atas, kita kurang lebih sudah bisa mendapat gambaran: pos pengeluaran tak tetap apa saja yang paling banyak menelan sisa uang, apakah itu belanja baju dan aksesoris atau delivery makanan. Supaya tidak stres, jangan lantas bertekad menghapus keseluruhan pengeluaran ini, ya. Cukup batasi saja dengan mengalokasikan batas pengeluaran maksimal yang bisa digunakan untuk pengeluaran yang bersifat menyenangkan diri sendiri dan membuat kita selalu semangat bekerja.

5. Rajin cari pembanding harga

Jangan malas untuk membanding-bandingkan harga sebelum membeli. Kadang-kadang, ada penjual barang atau servis yang bisa membuat kita lebih untung dalam jangka panjang. Jadi, telitilah sebelum membeli.

6. Beli yang penting saja

Belajarlah untuk memaksimalkan apa yang ada, dengan menghindari terlalu banyak jajan - daripada terlalu banyak membeli lalu terbuang, sebelum membeli selalu pikirkan terlebih dulu 3 hal ini: apakah barang ini betul-betul perlu, apakah barang ini akan digunakan, dan apakah barang ini akan digunakan setiap hari sampai habis. Bila jawabannya ya di ketiga pertanyaan, maka barang tersebut perlu dibeli. Bila jawabannya tidak di salah satu pertanyaan, pikirkan baik-baik sebelum membeli. Bila pertanyaannya tidak di semua pertanyaan, sudah jelas barang tersebut tidak perlu dibeli.

7. Jangan tergoda untuk kembali berhutang

Setelah selesai membayar semua hutang, jangan lantas tergoda kembali untuk membuat hutang baru. Tetap pertahankan kebiasan-kebiasan baik dalam hidup sehari-hari, seperti membuat anggaran, merencanakan keuangan bulanan dan berhati-hati saat membaut pengeluaran. 

8. Menabung dan berinvestasi

Menabung dan berinvestasi merupakan dua solusi baik untuk mempersiapkan masa depan yang cerah gemilang. Tak terkecuali di saat pandemi seperti ini, sebab jatuh sakit dan membutuhkan biaya pengobatan yang besar merupakan salah satu penyebab utama orang yang tadinya punya hidup nyaman sejahtera lantas bisa terperosok masuk ke dalam lilitan hutang.

Faktanya: penyakit kritis merupakan penyebab kematian tertinggi di Indonesia (World Health Organization Survey). Biaya untuk pengobatan berkala serta risiko meninggal dunia atau pun kondisi fisik cacat tetap total malah menambah beban finansial keluarga. Penyakit kritis kenyataannya tidak hanya menyerang usia lanjut, sebab menurut data kementrian kesehatan, salah satu jenis penyakit kritis seperti stroke terjadi rentan di usia dewasa muda 35-44 Tahun. Penyakit ini pun juga perupakan salah satu penyakit terbanyak menyebabkan kematian dan terus meningkat. (*Data Kementrian kesehatan RI)

Karena itu, pilih Cristal, perlindungan risiko penyakit kritis dengan 110% Premi Kembali. Sebelum kantong miris, pilih perlindungan terbaik untuk hidup lebih lama.

Menyiasati agar pengeluaran tetap stabil, mengatur pos-pos pembelanjaan dan tetap dapat menabung dengan saran-saran jitu dari kami mengenai masalah keuangan:

Kamu Sandwich Generation? Inilah Cara Mengatur Keuanganmu!

Agar Tak Seketika Ludes, Ini 7 Tips Jitu Mengelola THR

Dana Darurat atau Asuransi, Mana yang Baiknya Harus Diprioritaskan?

Waspada, Ini 6 Hal yang Terjadi Jika Tidak Punya Perencanaan Keuangan yang Baik!

Bagikan
suka artikel ini :